Tuesday 3 March 2015

VENEZUELA MENGHARUSKAN WN AMERIKA SERIKAT MEMILIKI VISA KE VENEZUELA


Hubungan bilateral Amerika Serikat dan Venezuela semakin memanas. Setelah beberapa hari lalu mengharuskan Kedutaan Amerika Serikat mengurangi personal staf diplomatik mereka hanya menjadi 17 orang dari 100 orang yang didaftar pemerintah Venezuela, kini pemerintahan Nicolaz Maduro mengharuskan semua orang Amerika Serikat memiliki visa untuk masuk ke Venezuela. Tidak hanya itu Maduro juga menegaskan bahwa mereka melarang secara khusus bagi George W. Bush, Dick Cheney, George Tenet, Marco Rubio, Bob Menendez, Mario Díaz Balart dan Ileana Ros-Lehtinen untuk memasuki wilayah Venezuela. Berdasarkan teks yang dikeluarkan oleh pemerintahan Venezuela, ke tujuh politikus tersebut dinyatakan “telah melakukan aksi teroris dan menginjak-injak HAM”, karena itu dilarang masuk di teritori Venezuela.

Presiden Nicolaz Maduro mengambil keputusan tersebut setelah dalam beberapa hari terakhir menuduh Amerika Serikat berada di belakang rencana kudeta bagi pemerintahannya. Menurut hasil penemuan Maduro, yang tidak dipublikasikan secara detail, Amerika Serikat mendorong pemerintah oposisi di Venezuela untuk melakukan kudeta. Sementara Amerika Serikat menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut tidak benar atau kebohongan belaka.

Hubungan bilateral Amerika Serikat dan Venezuela sangat tegang dalam beberapa minggu terakhir. Namun sejak tahun 2010 lalu hubungan bilateral kedua negara dijalankan dalam sebuah hubungan minimalis, ketika kedua negara menarik duta besar mereka dari masing-masing negara. Ketegangan diplomasi semakin meruncing dalam beberapa minggu terakhir karena Washington memberikan sanksi kepada para diplomat atau pejabat pemerintah Venezuela yang terlibat dalam aksi kekerasan melawan demonstrasi mahasiswa sejak tahun lalu. Sanksi tersebut diikuti dengan menolak memberikan visa bagi diplomat atau pejabat pemerintah Venezuela masuk ke Amerika Serikat. 



Sumber berita: Infobae

EKONOMI AMERIKA LATIN: BUTUH KERJASAMA PEMERINTAH DAN KORPORASI


Bulan Oktober 2014 lalu, Bank Dunia dan IMF melakukan pertemuan tahunan mereka di Lima Peru untuk melihat masalah perkembangan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara di Amerika Latin. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Amerika Latin karena melihat potensi yang luar biasa dari kawasan ini untuk menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakan di wilayah ini.

Walaupun ada perkembangan ekonomi dalam beberapa waktu belakangan ini mengalami penurunan, namun ada harapan bahwa Amerika Latin sedang berubah. IMF misalnya mengharapkan perkembangan ekononomi di Kolombia, Chile dan Peru akan berkembang dengan baik di tahun 2015 ini. Diharapkan beberapa perusahaan dari Amerika Latin bisa menunjukkan kiprah mereka di dunia internasional tahun ini.

Hal yang menarik adalah, perhatian dunia investasi memberikan perhatian yang lebih ke Amerika Latin. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bain Capital menunjukkan bahwa volume investasi di wilayah ini mengalami peningkatan sebesar dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari US$ 169 juta tahun 2008 menjadi lebih dari US$ 2000 juta di akhir tahun 2013. Alasan utama peningkatan tersebut diyakini karena adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan pemerintahan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemerintah yang baik bisa menunjang kerja peerusahaan.

Namun demikian kinerja pemerintahan-korporatif di Amerika Latin masih memiliki catatan-catatan penting yang harus dibenahi. Di bidang pemerintahan misalnya harus memperjelas aturan hukum dengan perusahaan-perusahaan supaya praxis ekonomi dapat berjalan dengan baik. Badan-badan pemerintahan yang menangani perusahaan-perusahaan perlu memperbaiki kinerja mereka supaya bisa menunjang kinerja kerja perusahaan. Secara umum kinerja pemerintahan dalam bidang ekonomi di Amerika Latin dirasakan sangat terbatas oleh masyarakat, terutama di pasar-pasar tradisional dan perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.

Karena itu Bank Dunia, dengan bantuan pemerintah Swiss, mencanangkan sebuah proyek dengan pemerintah Kolombia dan Peru, untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi pemerintah-korporatif di wilayah mereka. Diharapkan kerjasama ini bisa mendeteksi kelemahan yang ada di kedua negara supaya bisa meningkatkan perkembangan dan aktivitas ekonomi di kedua negara.

Di pihak lain, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi Amerika Latin di level mundial, perusahaan-perusahaan di wilayah ini perlu melakukan investasi awal yang besar di bidang instalasi, tim kerja dan infrastruktur. Investasi untuk berkiprah dalam kegiatan ekonomi dunia tidak sedikit, karena itu dibutuhkan investasi yang besar.

Disampaikan juga bahwa akses keuangan dunia berusaha menolong perkembangan usaha. Karena itu perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan. Kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan akan membawa dampak perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan membantu perkembangan dan aktivitas ekonomi di wilayah ini. Masa depan Amerika Latin dalam bidang perekonomia sangat menjanjikan. Kerjasama yang baik antara pemerintah dan perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat menjadi dasar utama menuju perkembangan yang lebih baik di wilayah ini.

Sumber: Portafolio (Co)

PERDAGANGAN BILATERAL ARGENTINA-BRASIL MENURUN


Perdagangan bilateral Argentina dan Brasil mengalami penurunan sebesar 21%, yang disebabkan oleh menurunnya aktivitas ekonomi kedua negara dan turunnya harga barang-barang pokok di tingkat dunia.

Argentina mengalami deficit perdagangan dengan Brasil sebesar US$ 154 juta. Hal ini disebabkan oleh ketatnya peraturan ekspor-impor dan menurunnya persaingan ekonomi di Argentina. Sementara penjualan Argentina ke Brasil mencapai US$ 814 juta yang merupakan penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar 25,6%. Penurunan ini merupakan penurunan terbesar yang kedua di bawah US$ 1000 juta. Di lain pihak, impor Brasil ke Argentina mencapai US$ 968 juta, yang berarti mengalami penurunan sebesar 16,9% bila dibandingkan dengan bulan Februari tahun 2014.

Penurunan perdagangan bilateral kedua negara sangat dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas industrial akibat turunnya harga barang ekspor kedua negara di dunia.



Sumber: El Liberal (Ar)

Monday 2 March 2015

VENEZUELA PERINTAHKAN USA KURANGI STAF DIPLOMATNYA DI CARACAS


Sejak hari Senin kemarin (3 Maret 2015) Presiden Nicolaz Maduro, melalui Menlu Venezuela Delcy Rodriguez, memerintahkan Kedutaan Amerika Serikat di Caracas untuk mengurangi personal diplomatiknya menjadi hanya sebanyak 17 orang dalam 15 hari ke depan. Hal tersebut disampaikannya sebagai reaksi terhadap sanksi yang diberikan Washington kepada diplomat Venezuela di Amerika Serikat. Akhir tahun lalu Amerika Serikat menyatakan bahwa pemerintahan Obama tidak akan takut memberikan sanksi kepada diplomat Venezuela yang terlibat dalam berbagai aksi kekerasan dalam menindaki aksi protes mahasiswa di Venezuela. Jumlah diplomatik Venezuela di Amerika Serikat adalah 17 orang. Karena itu jumlah personil diplomat Amerika Serikat di Venezuela juga harus 17 orang. Berdasarkan data pemerintahan Venezuela, ada kurang lebih 100 orang staf diplomat Amerika Serikat di Venezuela.

Hari Sabtu lalu, Presiden Maduro menyatakan bahwa kalangan militer Venezuela telah menangkap beberapa orang Amerika Serikat dalam kegiatan mata-mata. Tetapi pernyataan tersebut tanpa dilanjutkan dengan bukti-bukti yang bisa dipercaya. Sementara kemarin Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka cemas dengan situasi Venezuela yang semakin tidak menentu.

Sejak menjadi presiden Venezuela bulan April 2013 lalu, Nicolaz Maduro telah menuduh pihak oposisi sebagai yang bertanggungjawab dalam krisis ekonomi yang dihadapi oleh Venezuela sekarang ini. Maduro menuduh pihak oposisi telah melakukan “perang ekonomi” dengan bantuan Amerika Serikat untuk menghancurkan pemerintahannya. Amerika Serikat sendiri menolak tuduhan tersebut. Sementara pihak oposisi melihat aksi Maduro tersebut sebagai pengalihan masalah, supaya masyarakat percaya bahwa inflasi yang kuat dan kurangnya persediaan barang makanan di Venezuela merupakan aksi kaum oposisi dan Amerika Serikat.

Sumber: Americaeconomia


SEPULUH NARKOTRAFIK TERKAYA YANG PERNAH ADA


Peredaran narkoba menjadi berita utama dalam sebulan terakhir. Narkoba tidak hanya berbahaya bagi kesehatan (kurang lebih 40 orang di Indonesia meninggal tiap hari karena narkoba) tetapi juga berbahaya secara politis dan ekonomis karena berbahaya bagi masyarakat. Kekayaan yang dimiliki oleh bandar narkoba ternyata bisa menjadi ancaman serius bagi pemerintahan dan masyarakat yang bisa menimbulkan aksi kekerasan seperti yang sekarang ini sedang berlangsung di berbagai negara di Amerika Latin. Berikut ini adalah daftar 10 orang bandar narkoba yang paling kaya di muka bumi ini.

Yang pertama adalah Pablo Escobar. Pablo Escobar dikenal sebagai kartel narkoba dari kota Medellin - Kolombia. Kekayaan yang dimilikinya ditaksir mencapai US$ 30.000 juta. (Bandingkan saja US$ 1 juta = RP. 12 miliar kalau US$ 1 = Rp. 12.000; kalau US$ 30.000 juta berarti setara dengan 360 triliun rupiah). Aksi kekerasan dan amalnya juga dikenal oleh masyarakat. Dia tidak segan-segan membunuh mereka yang menghalangi kegiatan penjualan narkobanya dan juga tidak segan-segan menolong masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongannya. Kejahatan terorganisasi dan kekuatan keuangan yang dimilikinya menjadi momok yang paling ditakuti di Kolombia sejak 1980-an. Karena aksi kekerasannya, Pablo Escobar menjadi orang yang paling dicari dalam dunia kriminalitas bukan saja di Kolombia tetapi juga di Amerika Selatan dan Amerika Serikat. Dia meninggal dunia tanggal 2 Desember 1993, setelah ditembak oleh 12 orang polisi khusus yang menemukan tempat persembunyiannya di Medellin.
 

Yang kedua adalah Amado Carrillo Fuentes. Pemimpin cartel de Juarez di Meksiko ini ditaksir memiliki kekayaan sebanyak US$ 25.000 juta. Pemimpin cartel yang dikenal sebagai “Sr. de los Cielos” (Tuan dari surga) ini meninggal dunia pada tanggal 4 Juli 1997 di sebuah rumah sakit di Meksiko dalam operasi wajah yang besar supaya wajahnya tidak dikenal publik. Ke empat dokter yang melakukan operasi wajah Carrillo dituduh membunuh Carrillo dan ke empatnya meninggal terbunuh empat bulan setelah kematian Carrillo.
 

Yang ketiga adalah Dawood Ibrahim Kaskar. Dawood Ibrahim Kaskar berkebangsaan India. Diperkirakan memiliki kekayaan sebanyak US$ 7.000 juta. Dia satu-satunya orang yang kaya karena narkotrafik yang masih hidup. Dia juga dituduh oleh Amerika Serikat memiliki jaringan dengan Al-Qaeda dan berbagai jaringan teroris lainnya.
 

Yang keempat adalah ketiga bersaudara: Jorge, Juan David dan Fabio Ochoa. Ketiganya adalah pendiri kartel Medellin (bersama Pablo Escobar). Mereka bertanggungjawab dalam hal logistik dan pengiriman narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa. Kekayaan masing-masing mereka diperkirakan mencapai US$ 6.000 juta.
 

Yang kelima adalah Khun Sa. Khun Sa lebih dikenal sebagai “Raja Opium”. Khun membawahi kurang lebih 10.000 orang yang terlibat dalam kartel opium di Sunga Mae Hong Song sampai Mae Sai di perbatasan Birma dan Thailand. Dia sendiri diperkirakan memiliki kekayaan kurang lebih US$ 5.000 juta. Khun Sa tidak pernah ditangkap dan meninggal dunia tahun 2002.
 

Yang keenam adalah Jose Gonzalo Rodriguez Gacha. Gonzalo adalah salah satu pendiri kartel Medellin. Dia dikenal sebagai pionir menggunakan daerah peternakannya di Meksiko sebagai tempat lewat narkoba ke Amerika Serikat. Dia diperkirakan memiliki kekayaan sebanyak US$ 5.000 juta. Dia meninggal tahun 1989.
 

Yang ketujuh: Gilberto dan Miguel Orejuela. Kedua bersaudara ini adalah pendiri Kartel Cali. Pada zaman mereka, kurang lebih 70% pengiriman kokain ke Amerika Serikat berada di bawah kontrol mereka berdua. Masing-masing mereka diperkirakan memiliki kekayaan kurang lebih US$ 3.000 juta.
 

Yang kedelapan adalah Carlos Lehder. Carlos Lehder terkenal sebagai pengedar narkoba di Kepulauan Bahamas. Dia bahkan memiliki sebuah pulau yang dijadikan pusat peredaran kokain ke Amerika Serikat. Carlos yang mendekam dalam penjara dengan hukuman selama 55 tahun ini diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 3.000 juta.
 

Yang kesembilan adalah Griselda Blanco.  Perempuan yang dikenal sebagai “Ratu Miami” merupakan bandar kokain dari Kolombia di Miami. Peredaran narkoba di Miami dan Amerika Serikat membuatnya menjadi seorang perempuan yang terkaya karena peredaran kokain dengan total kekayaan kurang lebih US$ 2.000 juta. Dia meninggal tertembak di Medellin Kolombia tahun 2012.
 

Yang kesepuluh adalah Al Capone. Al Capone dikenal sebagai kepala geng terkenal di seluruh dunia. Al Capone diperkirakan mengontrol peredaran alcohol dan narkoba  dan memperoleh pendapatan kurang lebih US$ 1.000 juta.

Dari berbagai sumber.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons