Penemuan
benua Amerika oleh orang-orang Spanyol merupakan sebuah petualangan besar.
Tidak hanya sebuah petualangan pencarian kekayaan alam tetapi juga untuk
menyebarkan agama. “Gold, Glory and Gospel” adalah semboyan mereka untuk
menemukan dan menaklukkan “dunia baru”.
Cristobal
Columbus menemukan benua Amerika tahun 1492. Tetapi yang benar-benar
menaklukkan berbagai kerajaan di Amerika Tengah dan Selatan adalah Hernan
Cortez dan Francisco Pizarro. Hernan Cortez menaklukan Amerika Tengah yang
dimulai dari Meksiko. Sementara Francisco Pizarro menaklukkan Amerika Selatan
yang dimulai dengan menaklukkan Kerajaan Inca di Peru (sekarang ini).
Tahun
1524 Francisco Pizarro bersama dengan Almagro dan Hernando de Luque, bergerak
ke arah selatan dari Meksiko untuk menguasai wilayah yang pada waktu itu
dikenal sebagai “Piru”. Berbagai cerita yang mencengangkan tentang Kerajaan
Inca membuat Pizarro dan kawan-kawan berpetualang ke bagian selatan Amerika dan
mencoba keberuntungan mereka. Antara tahun 1524 sampai tahun 1528, Pizarro
melakukan dua percobaan untuk menguasai wilayah ini. Dan mereka gagal. Setelah
gagal dalam dua ekspedisi, Pizarro meminta dukungan langsung dari Spanyol.
Tahun 1529 Pizarro ke Spanyol untuk meminta dukungan dari Raja Carlos I.
Dukungan dari Raja Spanyol tersebut dinyatakan dalam sebuah perjanjian yang
dikenal sebagai “Capitulacion de Toledo” pada tanggal 17 Agustus 1529. Pizarro
mendapat dukungan dari Raja Spanyol sebagai satu-satunya pemerintah, kapten
jenderal dan penguasa “wilayah baru” yang akan dikuasainya. Sebelum ke Amerika
dia juga mengundang keluarga besarnya untuk ikut bersamanya berpetualang ke
“dunia baru”. Di antara saudaranya yang terkenal adalah Francisco de Orellana
yang nanti menemukan Amazon dan Hernando.
Pada
tahun 1531, Pizarro dan pasukannya tiba di Peru. Saat mereka tiba Kerajaan Inca
yang baru dibangun kembali seratus tahun sebelumnya sedang mengalami perang
saudara. Atahualpa dan Huascar yang adalah anak dari Huayna Capac (Raja Inca
sebelumnya) berperang. Situasi ini tidak membuat Pizarro untuk langsung
berperang karena dia tidak memiliki pasukan yang besar untuk berperang.
Atahualpa juga tidak melihat orang-orang Spanyol sebagai musuh, walaupun mereka
selalu mematai semua gerakan orang Spanyol.
Pada tahun 1532, masyarakat di wilayah ini mulai tidak senang dengan
dominasi Raja Inca dan mulai berafiliasi dengan orang-orang Spanyol supaya
melawan Kerajaan Inca. Situasi inilah yang membuat Pizarro merasa beruntung dan
mulai melakukan serangan terhadap Kerajaan Inca.
Kesiapan
Pizarro untuk berperang dengan Kerajaan Inca tidak ditanggap oleh Atahualpa.
Karena bagi Atahualpa orang-orang Spanyol bukan merupakan sebuah ancaman.
Atahualpa bisa mempersatukan masyarakatnya dalam hitungan hari untuk menyerang
orang-orang Spanyol bila mereka menyerang.
Tekanan
dari sesama rekan Pizarro yang melihat Pizarro tidak layak mendapat dukungan
dari Raja Spanyol, apalagi dia sudah gagal dalam dua percobaan sebelumnya,
membuat Pizarro tidak sabar. Dia harus membuktikan kepada Raja Spanyol dan
rekan-rekannya bahwa dia bisa menguasai “dunia baru” tersebut. Pizarro
menyadari bahwa menyerang Kerajaan Inca yang begitu terorganisir, memiliki
persediaan makanan yang rapih, dan pasukan yang kuat, tidak akan mudah untuk
dikalahkan. Setelah mengelilingi Peru akhirnya Pasukan Pizarro mendekati
Benteng Inca di Cajamarca. Keberadaan mereka di sini bukan merupakan sesuatu
yang mencengangkan bagi Atahualpa karena mata-mata mereka sudah memberitahunya.
Sementara
pasukan Pizarro berjaga-jaga seandainya mereka diserang, Atahualpa malah pergi bersenang-senang
dengan mandi sauna di beberapa tempat permandian air panas di luar kota
Cajamarca. Baginya sekelompok kecil pasukan Pizarro bukan merupakan ancaman. Di
pihak lain Pizarro sangat berniat untuk bertemu dengan Atahualpa bahkan
mengirimkan pesan untuk bertemu dengannya. Atahualpa menerima pesan Pizarro. Orang-orang
Inca belum pernah melihat kuda. Pengetahuan masyarakat Inca yang kurang akan
kuda ini dimanfaatkan oleh Pizarro. Pasukan Pizarro duduk di atas kuda mereka
dengan gagah berani yang membuat masyarakat Cajamarca tercengang dan takut.
Pasukan berkuda Pizarro membuat masyarakat Cajamarca kagum dan lari, sementara
Atahualpa mendengar dengan tenang cerita masyarakat kepadanya.
Atahualpa
menerima utusan Pizarro bahkan memberi minuman penghormatan kepada utusan
tersebut. Dia lalu memutuskan untuk bertemu dengan Pizarro di Cajamarca pada
hari berikutnya. Sementara itu Pizarro bersiap-siap bagaimana dengan pasukan yang
begitu kecil untuk menyerang Atahualpa yang begitu kuat. Bagi Pizarro inilah
saatnya untuk menunjukkan “kehebatannya” kepada dunia. Pagi-pagi buta dia
mempersiapkan orang-orangnya untuk berperang. Mereka bersembunyi di sekeliling
istana di Cajamarca sambil menunggu kedatangan Atahualpa. Setelah lama menanti,
muncullah pasukan Inca bersama dengan Atahualpa. Di tengah situasi ketakutan
akan kekuatan pasukan Inca, Pizarro dan beberapa orang temannya menanti
Atahualpa. Atahualpa ditanduh oleh bawahannya dan memakai pakaian kebesarannya
yang dipenuhi dengan berbagai hiasan emas dan perak. Orang-orang Spanyol
tercengang akan kekuatan dan kekayaan Raja Atahualpa.
Seorang
pastor utusan Pizarro mendekati Raja Atahualpa sambil membawa salib dan Kitab
Suci. Dia meminta Atahualpa untuk membuang kepercayaannya dan harus taat kepada
Raja Spanyol. Setelah berdiskusi begitu lama lewat seorang penerjemah, sang
pastor memberikan Kitab Suci kepada Raja Atahualpa. Atahualpa membongkar Kitab
Suci tersebut dan tidak menemukan sesuatu yang bernilai dalam buku tersebut.
Karena itu dia membuangnya ke lantai dan bagi orang Spanyol ini adalah sebuah
pengkianatan terhadap mereka. Karena itu Pizarro meminta supaya orang-orang
yang tadinya bersembunyi untuk menyerang. Pasukan Atahualpa yang begitu besar
kaget dan tidak bisa berbuat apa-apa di tengah suara senjata yang merupakan hal
baru bagi mereka. Atahualpa langsung ditangkap dengan mudah. Pizarro menahan
Atahualpa karena ia berpikir bahwa jika ia menahan Atahualpa itu berarti seluruh
Kerajaan Inca ditahan dan berada di bawah komandonya. Raja Inca tersebut
ditahan dalam sebuah pengawalan yang ketat, namun dia memberikan kebebasan
kepada Atahualpa untuk berada bersama dengan tiga istrinya dan tetap
menjalankan tugasnya sebagai Raja bagi masyarakatnya.
Masyarakat
yang takut akan Rajanya dibunuh oleh Pizarro dan penjagaan yang ekstra ketat
membuat situasi menjadi lebih tenang. Pizarro akhirnya berrencana untuk
membangun tempat tinggal di wilayah ini. Namun demikian orang-orang Spanyol merasa
ada sesuatu yang kurang. Kedatangan mereka ke wilayah ini adalah untuk mencari
emas. Dan sekarang mereka tidak melihat emas sama sekali. Orang-orang Inca
memang menyembunyikan apa saja yang mereka miliki dari orang-orang Spanyol
termasuk emas. Bahkan kota Machu Picchu yang terkenal itu baru ditemukan 400
tahun setelahnya, karena mereka menyembunyikannya dari orang-orang Spanyol.
Dengan
keyakinan bahwa orang-orang Inca menyembunyikan emas dan perak serta kekayaan
lainnya, orang-orang Spanyol menjadi curiga. Pizarro mengirim orang-orangnya ke
seluruh kerajaan untuk mencari emas. Pencarian mereka yang begitu jauh dan
berbahaya tidak menemukan apa-apa. Karena tidak menemukan apa-apa mereka
memaksa masyarakat untuk berbicara dengan kekerasan. Masyarakat Inca disiksa.
Perjalanan mereka mencari emas dikenal masyarakat sebagai perjalanan
penyiksaan. Namun demikian masyarakat Inca tidak memberikan emas atau perak
kepada pasukan Pizarro. Karena disiksa terus akhirnya masyarakat Inca mau
mengikuti ajaran agama orang Spanyol namun mereka menginterpretasinya dengan
cara mereka. Tetapi emas dan perak mereka tidak beri.
Karena
tidak menemukan emas, Pizarro mulai frustrasi. Dan dia berpikir bahwa dia
dikianati atau ditipu oleh Atahualpa bahwa kerajaan Inca tidak memiliki emas.
Karena itu Pizarro mulai tidak percaya akan Atahualpa dan menyiksanya serta
mengancam akan membunuh Atahualpa apabila dia tidak memberitahukan di mana
emas-emas mereka disimpan. Karena tidak ada pilihan lain, Atahualpa akhirnya
memberikan penawaran kepada Pizarro. Raja Atahualpa akan memenuhi sebuah
ruangan dengan emas dan perak dan setelah itu Pizarro harus membebaskannya.
Artinya nyawa Atahualpa ditukar dengan emas atau perak satu ruangan penuh.
Pizarro setuju dengan Atahualpa.
Atahualpa
memanggil semua anak buahnya dan dari seluruh daerah masyarakat berdatangan
membawakan emas dan perak sampai satu ruangan penuh. Persis pada saat Atahualpa
meminta pembebasannya karena sudah memenuhi janjinya bantuan pasukan dari
Spanyol yang dipimpin oleh Almagro tiba. Pasukan yang ada membuat Pizarro
merasa semakin kuat karena itu dia tidak membebaskan Atahualpa bahkan Atahualpa
dieksekusi pada tanggal 26 Juli 1533.
Pasukan
yang semakin besar dan ketakutan masyarakat Inca membuat Pasukan Pizarro dan
teman-temannya bisa menguasai Kerajaan Inca dengan mudah. Kota berikut Cusco
yang merupakan ibukota Kerajaan Inca dikuasai dengan mudah. Dan pada tanggal 18
Januari 1535, Pizarro membangun Kota Raja di pinggir laut Pasifik , yang
kemudian dikenal sebagai Kota Lima (Ibukota Peru sekarang ini). Dan sejak saat
ini proses kolonisasi Kerajaan Inca dan wilayah Peru dimulai.
Berton-ton
emas dan perak dibawa ke Raja Spanyol sesuai dengan perjanjian yang dibuat
Pizarro. Raja Carlos membutuhkan emas tersebut untuk melunasi semua utang yang
dimilikinya karena kalah perang. Namun demikian, banyak dari emas dan perak
yang dibawah ke Spanyol ini tidak sampai di Spanyol karena dirampok di tengah
jalan bahkan ada kapal yang tenggelam.
0 comments:
Post a Comment