Naik turunnya nilai dolar Amerika Serikat mempengaruhi
devisa negara-negara lain di dunia. Namun harus diakui bahwa nilai dolar yang
tinggi ataupun rendah tidak selalu membawa dampak yang negatif. Paling tidak
itulah yang dialami oleh beberapa negara di Amerika Latin sekarang ini. Nilai
dolar yang sedang tinggi sekarang ini di Amerika Latin, paling tidak di
beberapa sektor, membawa hal yang positif bagi beberapa negara, tergantung
bagaimana mereka mensiasatinya.
Jika nilai dolar lebih rendah daripada nilai mata uang
lokal, situasi ini memberi dampak yang positif bagi pelunasan utang luar
negeri, membiarkan perusahaan-perusahaan penyediaan modal barang dan jasa untuk
mengimpor dengan harga yang lebih murah dalam menjalankan proses produksi, dan
lebih lagi impor yang murah memberikan akses kepada masyarakat untuk mengkonsumsi
hasil produksi impor lebih murah, yang pada gilirannya akan menstimulus
perkembangan ekonomi. Selain itu nilai mata uang lokal yang lebih tinggi
daripada nilai dolar membawa dampak psikologis yang tinggi bagi negara-negara
di Amerika Latin, meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka dalam
mengembangkan perekonomian mereka untuk semakin lebih baik.
Nilai dolar yang lebih tinggi daripada nilai mata uang lokal
di Amerika Latin nampaknya tidak membahayakan seperti yang dialami oleh mata
uang Rubel Rusia sekarang ini. Walaupun dampaknya tidak terlalu membahayakan
namun semua bank sentral di Amerika Latin tetap memberikan perhatian yang kuat
dan memiliki perencanaan yang jelas apabila mereka harus mengintervensi pasar
uang bila diperlukan untuk menstabilkan nilai mata uang lokal terhadap dolar.
Nilai dolar yang tinggi dibandingkan nilai mata uang lokal
sekarang ini sebenarnya tidak selalu membawa dampak negatif bagi negara-negara
Amerika Latin. Karena pendapatan mereka dari hasil ekspor pasti akan meningkat
(apabila ekspor negara-negara tersebut meningkat). Hal ini juga akan membawa
dampak positif bagi industri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor
mereka. Selain itu jika ekspor meningkat dan harga barang-barang impor tinggi,
daya beli masyarakat akan berkurang. Harga-harga yang tinggi dan tingkat ekspor
yang meningkat membawa dampak pada tuntutan peningkatan gaji karyawan, dan
tuntutan gaji naik akan meningkatkan biaya produksi yang pada gilirannya
mengurangi tingkat kompetensi ekspor yang pada awalnya diuntungkan oleh
devaluasi. Dalam bidang perkreditan, nilai dolar yang tinggi akan menambah
utang luar negeri apabila kredit yang dilakukan dalam mata uang dolar. Situasi
ini membuat kredit lebih banyak dilakukan dalam mata uang lokal daripada dalam
bentuk dolar.
Namun harus diakui, dari pengalaman nilai dolar yang tinggi
daripada nilai mata uang lokal di Amerika Latin, nampaknya memberikan dampak
negatif daripada positif. Pengalaman devaluasi tahun 1970-an dan 1980-an masih
membekas di beberapa negara di Amerika Latin. Namun harus diingat sekarang ini
situasi ini bisa diawasi dan dikontrol oleh berbagai bank sentral di Amerika
Latin. Intervensi terhadap fluktuasi nilai dolar bisa dilakukan untuk menjaga
perkembangan ekonomi dalam negeri. Namun harus diakui bahwa tidak selamanya
intervensi bank sentral tidak selalu menyehatkan perekonomian bahkan bisa saja
sebaliknya. Apa yang dibuat oleh pemerintah Rusia dengan meningkatkan suku
bunga untuk menstabilkan nilai rubel nampaknya menyakitkan perekonomian Rusia.
Intervensi yang diambil tidak hanya membawa dalam kegiatan ekonomi dengan harga
yang tinggi tetapi juga gagal untuk menahan jatuhnya nilai Rubel terhadap
dolar. Situasi di Amerika Latin tidak seperti yang dialami oleh Rusia sekarang
ini. Namun bank-bank sentral setiap negara harus memberikan perhatian yang serius
terhadap nilai dolar yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan
karena nilai dolar yang tinggi mengakibatkan arah kiblat perkembangan ekonomi
akan dipegang oleh dolar (Amerika Serikat) dan itu berarti di luar kontrol
negara-negara Amerika Latin.
Di luar nilai dolar yang tinggi, masalah penting yang
dihadapi oleh negara-negara Amerika Latin adalah harga komoditas yang terus
menurun membawa dampak negatif pada pendapatan negara. Di Rusia harga minyak
bumi yang menurun menyebabkan sumber utama dolar Rusia menghilang. Situasi ini sebenarnya
masih bisa dihadapi oleh negara-negara di Amerika Latin karena tabungan negara
sudah tinggi yakni mencapai kurang lebih 19% dari PBI. Ini menunjukkan bahwa
negara-negara Amerika Latin memiliki dolar yang cukup untuk mengintervensi
pasar uang.
Berhadapan dengan utang luar negeri, kebanyakan negara di
Amerika Latin tidak mau berutang dengan mata uang dolar, tetapi dengan mata
uang lokal. Hal ini penting supaya saat terjadi devaluasi utang mereka tidak
bertambah beberapa kali lipat karena perhitungannya dalam bentuk dolar. Namun
harus diakui bahwa banyak perusahaan swasta yang telah meningkatkan utang
mereka dalam bentuk dolar karena mereka mengambil kesempatan turunnya suku
bunga dolar di Amerika Serikat.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa nilai dolar yang
semakin tinggi tidak membawa dampak yang cukup kuat bagi kestabilan ekonomi di
Amerika Latin. Pengalaman masa lalu dan kesiapan ekonomi di semua negara di
Amerika Latin nampaknya bisa mengatasi masalah ini. Namun masalah sesungguhnya
adalah siapa yang bisa mengontrol arus perkembangan ekonomi kalau dolar tetap
tinggi. Perekonomian Amerika Latin pasti berada dalam tekanan. Hal yang paling
penting untuk keluar dari situasi ini sebenarnya adalah bagaimana supaya ekspor
bahan baku Amerika Latin memiliki harga yang lebih tinggi. Inilah masalah
sesungguhnya dalam perekonomian Amerika Latin sekarang ini.
BSD, 3 Januari 2015
Benny Kalakoe
0 comments:
Post a Comment