Saturday 3 January 2015

FLUKTUASI DOLAR DAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN


Naik turunnya nilai dolar Amerika Serikat mempengaruhi devisa negara-negara lain di dunia. Namun harus diakui bahwa nilai dolar yang tinggi ataupun rendah tidak selalu membawa dampak yang negatif. Paling tidak itulah yang dialami oleh beberapa negara di Amerika Latin sekarang ini. Nilai dolar yang sedang tinggi sekarang ini di Amerika Latin, paling tidak di beberapa sektor, membawa hal yang positif bagi beberapa negara, tergantung bagaimana mereka mensiasatinya.

Jika nilai dolar lebih rendah daripada nilai mata uang lokal, situasi ini memberi dampak yang positif bagi pelunasan utang luar negeri, membiarkan perusahaan-perusahaan penyediaan modal barang dan jasa untuk mengimpor dengan harga yang lebih murah dalam menjalankan proses produksi, dan lebih lagi impor yang murah memberikan akses kepada masyarakat untuk mengkonsumsi hasil produksi impor lebih murah, yang pada gilirannya akan menstimulus perkembangan ekonomi. Selain itu nilai mata uang lokal yang lebih tinggi daripada nilai dolar membawa dampak psikologis yang tinggi bagi negara-negara di Amerika Latin, meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka dalam mengembangkan perekonomian mereka untuk semakin lebih baik.

Nilai dolar yang lebih tinggi daripada nilai mata uang lokal di Amerika Latin nampaknya tidak membahayakan seperti yang dialami oleh mata uang Rubel Rusia sekarang ini. Walaupun dampaknya tidak terlalu membahayakan namun semua bank sentral di Amerika Latin tetap memberikan perhatian yang kuat dan memiliki perencanaan yang jelas apabila mereka harus mengintervensi pasar uang bila diperlukan untuk menstabilkan nilai mata uang lokal terhadap dolar.

Nilai dolar yang tinggi dibandingkan nilai mata uang lokal sekarang ini sebenarnya tidak selalu membawa dampak negatif bagi negara-negara Amerika Latin. Karena pendapatan mereka dari hasil ekspor pasti akan meningkat (apabila ekspor negara-negara tersebut meningkat). Hal ini juga akan membawa dampak positif bagi industri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor mereka. Selain itu jika ekspor meningkat dan harga barang-barang impor tinggi, daya beli masyarakat akan berkurang. Harga-harga yang tinggi dan tingkat ekspor yang meningkat membawa dampak pada tuntutan peningkatan gaji karyawan, dan tuntutan gaji naik akan meningkatkan biaya produksi yang pada gilirannya mengurangi tingkat kompetensi ekspor yang pada awalnya diuntungkan oleh devaluasi. Dalam bidang perkreditan, nilai dolar yang tinggi akan menambah utang luar negeri apabila kredit yang dilakukan dalam mata uang dolar. Situasi ini membuat kredit lebih banyak dilakukan dalam mata uang lokal daripada dalam bentuk dolar.

Namun harus diakui, dari pengalaman nilai dolar yang tinggi daripada nilai mata uang lokal di Amerika Latin, nampaknya memberikan dampak negatif daripada positif. Pengalaman devaluasi tahun 1970-an dan 1980-an masih membekas di beberapa negara di Amerika Latin. Namun harus diingat sekarang ini situasi ini bisa diawasi dan dikontrol oleh berbagai bank sentral di Amerika Latin. Intervensi terhadap fluktuasi nilai dolar bisa dilakukan untuk menjaga perkembangan ekonomi dalam negeri. Namun harus diakui bahwa tidak selamanya intervensi bank sentral tidak selalu menyehatkan perekonomian bahkan bisa saja sebaliknya. Apa yang dibuat oleh pemerintah Rusia dengan meningkatkan suku bunga untuk menstabilkan nilai rubel nampaknya menyakitkan perekonomian Rusia. Intervensi yang diambil tidak hanya membawa dalam kegiatan ekonomi dengan harga yang tinggi tetapi juga gagal untuk menahan jatuhnya nilai Rubel terhadap dolar. Situasi di Amerika Latin tidak seperti yang dialami oleh Rusia sekarang ini. Namun bank-bank sentral setiap negara harus memberikan perhatian yang serius terhadap nilai dolar yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena nilai dolar yang tinggi mengakibatkan arah kiblat perkembangan ekonomi akan dipegang oleh dolar (Amerika Serikat) dan itu berarti di luar kontrol negara-negara Amerika Latin.

Di luar nilai dolar yang tinggi, masalah penting yang dihadapi oleh negara-negara Amerika Latin adalah harga komoditas yang terus menurun membawa dampak negatif pada pendapatan negara. Di Rusia harga minyak bumi yang menurun menyebabkan sumber utama dolar Rusia menghilang. Situasi ini sebenarnya masih bisa dihadapi oleh negara-negara di Amerika Latin karena tabungan negara sudah tinggi yakni mencapai kurang lebih 19% dari PBI. Ini menunjukkan bahwa negara-negara Amerika Latin memiliki dolar yang cukup untuk mengintervensi pasar uang.

Berhadapan dengan utang luar negeri, kebanyakan negara di Amerika Latin tidak mau berutang dengan mata uang dolar, tetapi dengan mata uang lokal. Hal ini penting supaya saat terjadi devaluasi utang mereka tidak bertambah beberapa kali lipat karena perhitungannya dalam bentuk dolar. Namun harus diakui bahwa banyak perusahaan swasta yang telah meningkatkan utang mereka dalam bentuk dolar karena mereka mengambil kesempatan turunnya suku bunga dolar di Amerika Serikat.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa nilai dolar yang semakin tinggi tidak membawa dampak yang cukup kuat bagi kestabilan ekonomi di Amerika Latin. Pengalaman masa lalu dan kesiapan ekonomi di semua negara di Amerika Latin nampaknya bisa mengatasi masalah ini. Namun masalah sesungguhnya adalah siapa yang bisa mengontrol arus perkembangan ekonomi kalau dolar tetap tinggi. Perekonomian Amerika Latin pasti berada dalam tekanan. Hal yang paling penting untuk keluar dari situasi ini sebenarnya adalah bagaimana supaya ekspor bahan baku Amerika Latin memiliki harga yang lebih tinggi. Inilah masalah sesungguhnya dalam perekonomian Amerika Latin sekarang ini.

BSD, 3 Januari 2015
Benny Kalakoe

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons