Thursday 9 August 2012

DINAMIKA POLITIK MERCOSUR DAN BERGABUNGNYA VENEZUELA DALAM MERCOSUR


Tanggal 31 Juli 2012 Venezuela secara resmi diakui sebagai anggota MERCOSUR setelah permintaannya untuk bergabung  dengan MERCOSUR sejak tahun 2006 lalu ditolak oleh parlemen Paraguay. Keluarnya Paraguay dari MERCOSUR sebagai akibat pemecatan Fernando Lugo dari kursi kepresidenan membuka jalan bagi Venezuela untuk bergabung dengan MERCOSUR. Bergabungnya Venezuela sebagai anggota baru MERCOSUR menimbulkan berbagai interpretasi politik dan ekonomi bagi MERCOSUR dan juga bagi Amerika Selatan.


Perkembangan politik dan ekonomi MERCOSUR sangat bervariasi sejak berdirinya sampai sekarang. Perkembangan politik dan ekonomi yang dihadapi organisasi ini sangat kontekstual dengan situasi yang dihadapi oleh negara-negara anggotanya di kawasan ini. Secara singkat perkembangan politik dan ekonomi MERCOSUR dapat dibagi dalam berbagai tingkat berdasarkan konteks yang dihadapinya selama ini. Di sini saya hanya memberikan tiga tingkatan perkembangan politik dan ekonomi MERCOSUR berdasarkan konteks yang dihadapinya mulai saat berdirinya sampai dengan bergabungnya Venezuela tanggal 31 Juli lalu.

Fase pertama adalah Perdagangan Pasar (1991-2000). Sejak berdiri MERCOSUR memusatkan perhatiannya pada pasar umum dengan menggarisbawahi pentingnya mengembangkan pasar antar negara anggota dan bagaimana memasuki pasar internasional. Pada saat itu MERCOSUR dilihat sebagai alat untuk memasuki pasar setelah mengalami krisis karena menggantungkan perekonomian negara pada impor. Setelah blok sosialisme hancur, negara-negara anggota MERCOSUR mencari cara untuk memasuki hegemoni kapitalis. Taktik politik ekonomi yang digunakan adalah memperkuat pasar nasional dengan mengintegrasikan pasar regional melalui kondisi-kondisi yang diciptakan bersama bagi kepentingan ekonomi wilayah. Saat Tratado de Asunción (Traktat Asunción) ditandatangani oleh empat presiden negara anggota (Argentina, Brasil, Uruguay dan Paraguay)yang menandakan pembentukan organisasi MERCOSUR, hal penting yang menjadi kerjasama antar negara hanya satu yakni menurunkan pajak masuk bagi lancarnya peredaran barang antar negara anggota. Negara-negara MERCOSUR saat itu sangat dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan sehingga kebutuhan utama untuk melancarkan pasar di wilayah ini satu-satunya yang penting adalah mengurangkan pajak bea masuk bagi barang dari luar negeri. Fase ini berkembang dengan baik sampai tahun 1998. Sejak tahun 1998 terjadi devaluasi mata uang Brasil. Hal itu membuat Argentina melakukan politik proteksi. Setelah itu krisis melanda Argentina tahun 2001.

Fase kedua adalah fase penguatan demokrasi dan pentingnya peran Negara dalam proses integrasi (2000-2012). Tahun 1998 melalui Protocolo de Ushuaia jalan menuju fase kedua semakin terang, karena dalam protokol itu tema demokrasi dijadikan dasar atau kondisi utama untuk menjadi anggota permanen dalam blok MERCOSUR. Walaupun hal tersebut sudah disebutkan dalam protokol tersebut, namun tema demokrasi ini baru menjadi perhatian utama saat terjadi KTT Para Presiden Amerika Selatan yang pada saat itu berkumpul atas inisiatif Presiden Brasil , Fernandes Henrique Cardoso. Kegiatan politik ini mengubah arah politik di Amerika Selatan termasuk di MERCOSUR juga. Dalam pertemuan tersebut para presiden di Amerika Selatan meluncurkan sebuah Inisiatif Integrasi Infrastruktur Amerika Selatan (IIRSA=Iniciativa para la Integraciòn de la Infrastructura Sudamerica) yang memiliki tujuan utama untuk memajukan integrasi fisik, energi dan komunikasi di wilayah Amerika Selatan. Para presiden di wilayah Amerika Selatan saat itu sudah mulai menyadari bahwa meningkatkan integrasi dalam sebuah agenda kompetitif perdagangan sangat mustahil atau berjalan sangat lambat. Mereka merasakan sebuah kebutuhan bersama untuk menciptakan sebuah kondisi fundamental untuk membuka ekspansi pasar nasional atau dengan kata lain mereka membutuhkan peraturan bersama yang bisa menjamin aliran perdagangan bersama yakni infrastruktur bersama yang membuat pertukaran antar negara berjalan.  Untuk menjamin kerjasama integrasi infstruktur ini Amerika Selatan membutuhkan sebuah desain institusional yang baru di kawasan ini, karena itu sejak saat itu persetujuan utama dan protokol yang ditandatangani oleh para presiden di kawasan ini tidak lagi hanya melihat masalah perdagangan tetapi juga tema-tema lain. Karena itu di MERCOSUR tahun 2002 dalam Protocolo de Olivos mereka membentuk Tribun Revisi MERCOSUR Permanen yang berkedudukan di Asuncion. Tahun 2005 ditandatangani Protokol HAM dan dibentuk institusi lain yakni Yayasan Konvergensi Struktural (Fondo de Convergencia Estructural). Pada tahun 2006 Komisi Parlemen diubah menjadi Parlemen MERCOSUR.

Selain perubahan agenda politik bersama, perubahan politik yang lebih luas juga menjadi mode, yang juga mempengaruhi tendensi  organisasi-organisasi antara negara di kawasan Amerika Selatan. Pemerintahan neoliberal di Brasil (Fernando Henrique Cardoso) dan neoliberal Argentina (Fernando de la Rua dan Eduardo Duhalde) dikalahkan oleh pemerintahan non-liberal dalam pemilihan yang lebih melihat perlunya intervensi negara untuk mengurangi krisis ekonomi dan sosial karena mereka melihat krisis yang terjadi tahun 1990-an terjadi karena negara tidak mampu mengatur perekonomian negara melalui regulasi yang ketat. Pemerintahan non-liberal melihat negara harus menjadi aktor utama yang mengatur dan membentuk integrasi yang mengatur hubungan antara pasar internasional, pasar nasional dan masyarakat sipil. Demikian juga negara-negara di kawasan ini mulai merasakan pentingnya politik bersama yang mengatur integrasi antara pasar internasional, pasar regional, pasar nasional dan masyarakat sipil. Tidak mengherankan dalam masa ini dibentuk inisiatif baru di Brasil misalnya dengan pembentukan bank investasi Banco Nacional de Desarrollo Economico y Social (BNDES = Bank Nasional dan Pembangunan Ekonomi dan Sosial) yang membantu pengembangan infrastruktur regional  yang dibuat oleh konstruksi sipil Brasil dengan dukungan dana dari bank negara Brasil. Singkat kata pemerintahan Lula (2003-2011) dan disambung oleh Dilma Rousseff (2011- sekarang) dan pemerintahan pasangan Kirchner di Argentina (2003-sekarang) sudah melihat jauh ke depan di luar apa yang dikenal sebagai pemerintahan neo-liberal. Mereka mulai membentuk tendensi ini dalam MERCOSUR, walaupun harus diakui bahwa tidak semua yang mereka idealkan dapat dilaksanakan semuanya.

Dalam fase ini, aliran perdagangan mengurang karena krisis yang dialami oleh Brasil tahun 1998 dan Argentina tahun 2001. Namun demikian itikad baru muncul yakni mulai mengembangkan investasi untuk mempererat hubungan antara negara dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan politik di wilayah ini. Situasi ini hanya mungkin terjadi kalau negara kembali menjadi aktor utama dalam proses sosial yang mengembangkan politik ekonomi  dan memperluas ruang demokrasi dalam ruang publik. Menangnya Lulo dan Kirchner di Argentina dalam pemilihan umum merupakan dampak ketidakpuasan masyarakat akan model neo-liberal yang membawa kedua negara dalam krisis.

Dimensi negara demokratis yang dipimpin oleh kekuatan politik progresif ini membawa konsekwensi lain di ruang politik publik di kawasan ini. Suara-suara yang datang dari masyarakat sipil seperti para buruh, organisasi mahasiswa, LSM, pers, intelektual didengar oleh pemerintah. Tendensi ini membuat integrasi di kawasan ini tidak hanya mengarah pada bidang pasar melainkan sebuah integrasi ruang publik dengan interes dari berbagai pihak dengan opini atau ide yang beragam. Memperdalam demokrasi dan memperkuat institusi Negara menjadi sarana fundamental bagi integrasi dalam berbagai bidang sangat diperlukan. Perlu adanya integrasi politik yang bisa mengatur para aktor dan bukan hanya mengatur pasar. Dalam fase ini MERCOSUR mulai meninggalkan model neo-liberal dan mulai mengarah ke pemerintahan post-neoliberal yang mulai mencari strategi baru untuk meningkatkan pembangunan ekonomi (kapital) dan pentingnya peran politik dalam mengembangkan demokrasi bagi para aktor dalam proses pembangunan. Dalam situasi inilah Venezuela melihat peluangnya untuk bergabung dengan MERCOSUR muncul. Karena itu pada tahun 2006, Venezuela meminta untuk bergabung dengan  MERCOSUR. Tetapi parlemen dari Paraguay memveto keingingan Venezuela ini. Dan baru tahun 2012 keinginan Venezuela tercapai, setelah keanggotaan Paraguay dicabut karena dinilai oleh MERCOSUR, Paraguay tidak menghormati asas-asas demokrasi yang digarisbawahi dalam keputusan bersama MERCOSUR ketika Presiden Fernando Lugo yang dipilih secara demokratis oleh rakyat Paraguay diimpeach oleh parlemen Paraguay.

Fase ketiga dimulai saat Venezuela bergabung secara resmi menjadi anggota MERCOSUR tanggal 31 Juli 2012 lalu. Di sini horison kompetensi demokrasi oleh proyek-proyek baru yang dijalankan memainkan peranan yang kuat. Kalkulasi politik Argentina, Brasil dan Uruguay melihat posisi Venezuela yang strategis menjadi pertimbangan utama, seperti: salah satu dari lima kekuatan ekonomi di Amerika Latin (PBI US$ 316.000 juta) dengan sumber daya alam energi yang besar di dunia. Melihat posisi penting Venezuela tersebut, sangat masuk diakal apabila Venezuela memiliki kemampuan untuk memblokir semua agenda bersama di Amerika Selatan dan ini berbahaya bagi Brasil dan Argentina apabila tidak menjadikan Venezuela sebagai anggota resmi MERCOSUR. Ekonomi Venezuela yang dibangun atas kekuatan impor disadari oleh Brasil, Argentina dan Uruguay sebagai kesempatan pasar terbuka bagi mereka ke depan.


Selain itu harus disadari bahwa politik geo-ekonomi Amerika Latin dengan munculnya Aliansi Pasifik (Chile, Peru, Kolombia dan Meksiko yang akan diikuti juga oleh Panama dan Costa Rica) juga merupakan sebuah ancaman bagi MERCOSUR. Aliansi Pasifik adalah negara-negara yang masih memegang model ekonomi neo-liberal. Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Amerika Serikat adalah bagian yang fundamental dari Aliansi Pasifik, setelah proyek Amerika Serikat di Amerika Selatan melalui ALCA (Area Perdagangan Bebas di Amerika) sejak tahun 2005 gagal. Aliansi Pasifik memiliki keuntungan karena negara-negara anggotanya tidak memiliki industri nasional yang kuat untuk dilindungi seperti yang dimiliki oleh Brasil dan Argentina tetapi bahaya mengintip negara-negara ini karena mereka bergantung pada bahan baku atau material prima dan ada kecendrungan bahwa negara-negara ini belum melihat pentingnya industrialisasi. Proyek kepemimpinan Brasil di wilayah Amerika Selatan yang memberikan tekanan pentingnya integrasi kawasan Amerika Selatan sangat bergantung pada bagaimana negara-negara di kawasan ini mengatasi semua ancaman yang ada, mengembangkan perekonomian dan industrialisasi, menghindari pengaruh Perdagangan Bebas Amerika Serikat di wilayah ini serta memperluas keanggotaan MERCOSUR supaya tetap memiliki hegemoni model post-neoliberal (yang sudah dimulai dengan Venezuela, yang sekarang sedang dikembangkan dengan Bolivia dan beberapa negara kecil lainnya seperti Suriname dan Guyana). Dengan masuknya Venezuela, itu berarti MERCOSUR semakin berkembang ke bagian utara Amerika Selatan, yang juga sedang memasukan supaya wilayah Amazon dan Karibia juga akan bergabung dengan MERCOSUR. Tetapi untuk mencapai strategi ini dalam jangka panjang harus memperhitungkan juga kepentingan negara-negara yang akan bergabung dengan MERCOSUR.

Bergabungnya Venezuela dengan MERCOSUR membawa keuntungan dalam jangka pendek bagi Pemerintahan Chavez yang sedang menghadapi pemilihan umum bulan Oktober nanti, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Venezuela tidak diasingkan secara internasional. Namun demikian tidak bisa melihat bergabungnya Venezuela dengan MERCOSUR dari kepentingan jangka pendek saja, tetapi juga harus melihat kepentingan jangka panjang yang fundamental bagi perekonomian dan politik Venezuela. Bagi Venezuela sangat strategis untuk mendekatkan diri dengan Brasil dan Argentina, karena selain keuntungan aliran pasar atau perdagangan ketiga negara ini juga saling membutuhkan dan melengkapi  untuk menjadikan kawasan ini menjadi kawasan produksi. Kekuatan minyak mentah dan energi dari Venezuela bisa menolong Brasil dan Argentina, sementara Argentina dan Brasil menjadikan Venezuela sebagai pasar hasil industri mereka. Dengan ini, Venezuela akan mengurangi ketergantungan pada impor dari negara-negara di luar kawasan. Dengan demikian Venezuela memiliki kepentingan juga untuk bergabung dengan MERCOSUR. Namun demikian MERCOSUR perlu mengkoordinasikan politik dan strategi ekonominya untuk menghindari krisis yang bisa mengancam setiap negara dan organisasi ini dan mempromosikan keuntungan riil bagi perekonomian kawasan dan masyarakat sipil di kawasan ini. Inilah fase ketiga yang harus dibangun oleh MERCOSUR yakni Integrasi Produksi MERCOSUR. Untuk merealisasikan kepentingan bersama ini diperlukan diplomasi yang lebih mendalam lagi untuk mencapai integrasi yang lebih mendalam. Mari kita lihat apa yang akan terjadi ke depan dengan MERCOSUR.

Benny Kalakoe: Lima, 9 Agustus 2012

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons