Monday 7 June 2021

Pilpres Peru: CASTILLO VS KEIKO FUJIMORI, TERBAIK DARI DUA CAPRES YANG BURUK

Hari Minggu,6 Juni 2021, dilaksanakan pilpres ronde kedua di Peru. Yang menarik jumlah suara pendukung kedua calon yang masuk di ronde kedua ini adalah 32%. Calon dari partai beraliran kiri, partai “Peru Libre”, Pedro Castillo mengantongi 19% suara dan dari partai beraliran kanan, partai “Fuerza Popular”, Keiko Fujimori (anak dari mantan presiden Peru, Fujimori) dengan 13% suara pada pilpres ronde pertama. Hasil perhitungan suara pilpres ronde kedua sampai saat : dari 96.002% suara pemilihan yang dihitung oleh Komisi Pemilihan Umum Peru (ONPE), Pedro Castillo mengantongi 50.271% dan Keiko Fujimori dengan 49.729 suara. 


Banyak ahli politik internasional menunjukkan bahwa siapapun yang menang dalam pilpres 2021 ini tidak akan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh Peru sekarang ini. Peru yang dalam 5 tahun terakhir memiliki 4 presiden (bahkan ada presiden yang memiliki masa jabatan kurang dari seminggu) menunjukkan bagaimana gejolak politik di Peru yang tidak stabil. Kedua calon presiden dari dua partai yang memiliki aliran yang berseberangan, juga diprediksikan akan sulit menjalan roda pemerintahan mereka karena ada ancaman bahwa mereka akan diboikot (dilengserkan) oleh Wakil Rakyat (DPR), walaupun disadari bahwa kekuatan wakil rakyat sekarang merata hampir di semua partai (dari 10 partai yang ada). Apalagi kedua calon presiden ini memiliki “track record” yang ideal untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di Peru. Penerima hadiah nobel literatur Peru, Mario Vargas Llosa mengatakan, “harus memilih di antara dua calon yang buruk”. Siapapun yang menang dari kedua calon tersebut diprediksikan akan sulit mengatasi carut marutnya sistem politik yang ada sekarang di Peru, bahkan kedua calon tersebut justru mengancam atau memperburuk sistem politik yang ada.

Kedua calon dikatakan calon terburuk, karena pertama-tama mereka tidak didukung oleh sebagian besar masyarakat pemilih negara Peru. Mereka hanya didukung oleh 32% masyarakat Peru. Kedua, karena kedua calon memiliki track record masa lalu yang menjadi beban bagi mereka ketika mereka menjadi presiden, yakni masalah korupsi dan masalah kepemimpinan. Saat kedua capres ini nanti menjadi presiden mereka akan sulit menyatukan berbagai aliran politik di Peru karena sepak terjang mereka selama ini yang menganggap partai lain sebagai lawan yang harus dihancurkan. Spirit ini akan membuat roda pemerintahan tidak akan berjalan dengan lancar. Intervensi wakil rakyat bisa saja membuat pemerintahan yang berjalan akan kolaps.

Kedua calon presiden memiliki massa pendukung masing-masing. Pedro Castillo yang beraliran kiri (komunis) mendapat banyak dukungan dari wilayah-wilayah pedalaman di Peru sementara Keiko Fujimori mendapat banyak dukungan dari wilayah perkotaan dan pemilih luar negeri. Pedro Castillo disinyalir mendapat dukungan dari kaum teroris Sendero Luminoso, sementara Keiko Fujimori disinyalir akan mendapat masalah besar dalam hal korupsi yang melingkari keluarga dan partainya. Siapapun pemenangnya kita tunggu pengumuman KPU Peru.


BSD, Tangsel, 8 Juni 2021
Sumber: Elcomercio, Americaenconomia, Peru21.


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons