Kolombia adalah sebuah negara kaya sumber daya alam di
Amerika Selatan. Namun demikian sumber daya alam yang kaya tersebut berada di
tangan sekelompok penguasa atau tuan tanah yang menyebabkan begitu banyak petani miskin
tidak memiliki tanah untuk bertani. Situasi inilah yang menjadi landasan
perjuangan FARC, yakni memberikan tanah kepada kaum miskin Kolombia, supaya
mereka bisa hidup. Perjuangan FARC ini sudah berlangsung selama 52 tahun dan
telah memakan korban lebih dari 200.000 orang baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak FARC.
Pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos menunjukkan bahwa
tersendatnya pembangunan di Kolombia disebabkan oleh dua hal utama yakni
narkotrafik dan pemberontakan FARC / ELN. Karena itu Juan Manuel Santos
berusaha mengatasi rintangan besar negara tersebut.
Selama pemerintahannya, Presiden Santos bekerja sama dengan
Amerika Serikat untuk membasmi
narkotrafik. Usaha Santos ini mulai membawa hasil. Perkebunan tanaman koka
semakin menurun bahkan aliran narkotrafik ke Meksiko dan negara-negara tetangganya
mulai terputus. Meksiko yang menjadi tempat aliran narkoba dari Kolombia
mengalami krisis karena kartel-kartel di Meksiko harus berebutan narkoba yang
jumlahnya mulai terbatas. Tidak hanya itu, para kartel di Kolombia mulai
memindahkan perkebunan koka mereka keluar Kolombia. Usaha Presiden Santos ini
mendapat banyak kritikan, namun banyak orang menilainya sebagai sebuah
keberhasilan. Paling tidak para kartel narkoba di Kolombia tidak memiliki akses
yang kuat untuk berkuasa baik secara politis maupun secara ekonomis.
Perjuangan lain Pemerintahan Santos adalah memberikan rasa
aman kepada masyarakat Kolombia terutama daerah-daerah yang dikuasai oleh kaum
pemberontak yakni FARC dan ELN. Sejak tahun 2012 Santos mulai menekan para
pemberontak dan saat-saat mereka sudah tertekan pemerintahannya memberikan
kesempatan kepada FARC untuk melanjutkan perjuangan secara damai yakni lewat
perundingan. Perundingan yang berlangsung selama 4 tahun tersebut dijalankan di
Kuba sebagai negara yang dianggap netral. Dan hasil perjanjian damai tersebut
ditandatangani secara resmi oleh Pemerintahan Kolombia dan wakil FARC pada
tanggal 26 September 2016 lalu. Perjanjian damai ini sudah ditunggu-tunggu oleh
masyarakat Kolombia dan dunia internasional.
Yang menarik dari perjanjian damai ini adalah isi
perjanjiannya. Isi perjanjian damai tersebut dilihat oleh banyak kalangan
sebagai sesuatu yang sangat penting untuk menjamin situasi damai di Kolombia.
Apa saja isi perjanjian damai tersebut?
Pertama: Politik pembangunan pertanian yang terintegrasi.
Alasan dasar perjuangan FARC sejak 52 tahun yang lalu adalah perjuangan
mendapatkan tanah yang sebagian besar dimiliki dan dikuasai para tuan tanah.
Karena itu, tema ini menjadi tema pertama yang dibahas antara FARC dan
Pemerintahan Kolombia. Perjuangan reformasi agraria inilah yang mengakibatkan
begitu banyak konflik di Kolombia. Politik pembangunan pertanian yang
terintegrasi itu meliputi: akses dan penggunaan tanah, rencana pembangunan
sosial, infrastruktur dan persediaan lahan pertanian, investasi yang menolong
masyarakat tani berproduksi dan keamanan persediaan makanan. Keduanya juga
sepakat untuk menyiapkan 3 juta hektar tanah untuk para petani yang tidak
memiliki tanah atau yang memiliki tanah tetapi tidak cukup untuk menghidupi diri
mereka. Juga keduanya sepakat untuk menyediakan 7 juta hektar bagi para petani
yang menderita karena konflik yang terjadi selama ini. Tanah ini diberikan
sebagai penebusan atas pengorbanan yang mereka alami selama ini karena aksi
kekerasan.
Kedua: Partisipasi Politik. Pemerintah Kolombia memberikan
peluang kepada FARC untuk mengubah cara perjuangan mereka dengan cara yang
damai dan demokratis. FARC diminta untuk ikut aktif dalam partisipasi politik
entah dengan membentuk partai politik atau mekanisme lain yang bisa
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang sedang mereka perjuangkan. Salah satu
hal yang paling penting adalah menjamin keamanan para pemimpin FARC yang
mengalihkan perjuangan mereka dalam partisipasi politik yang lebih demokratis.
Tidak hanya itu, pemerintah Kolombia memberikan 16 kursi di Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mewakili daerah-daerah konflik selama 8 tahun ke depan. Selain itu
pemerintah juga akan memberikan kepada partai politik yang mewakili FARC, sejak
tahun 2018, 10 kursi di Dewan, walaupun mereka nanti kalah dalam pemilihan
umum.
Ketiga: Mengakhiri konflik. Keduanya sepakat untuk
mengakhiri perjuangan dan konflik senjata, serta FARC akan menyerahkan senjata
mereka dan para gerilyawan FARC menjalani kehidupan sebagai masyarakat sipil
biasa. Hal yang menarik di sini adalah pemerintah Kolombia akan menolong lebih
dari 7000 anggota FARC yang selama ini kerjanya hanya mengangkat senjata,
sekarang harus menjadi masyarakat sipil dan bertani atau menjalankan usaha
lainnya. Bukti FARC mengakhiri konflik dinyatakan dalam penyerahan semua
senjata yang dimiliki anggota FARC beserta data pemegannya, yang diberikan
kepada wakil dari PBB selama 180 hari (6 bulan) sejak perjanjian damai
ditandatangani.
Keempat: Masalah narkotrafik. Keduanya sepakat untuk
menjalankan program penggantian tanaman daun koka, memanfaatkan kembali
lahan-lahan yang selama ini dipakai untuk tanaman koka, penghentian konsumsi,
produksi dan perdagangan daun koka. Masalah narkotrafik menjadi masalah yang
sulit karena FARC dituduh oleh pemerintah Kolombia sebagai dalang narkotrafik
di Kolombia, walaupun FARC menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
Sebagai buktinya pemerintah akan bekerja sama dengan FARC untuk menggantikan
tanaman daun koka dengan tanaman lainnya. Untuk diketahui, masih ada sekitar
96.000 hektar tanaman daun koka di Kolombia. Penggantian tanaman daun koka
dengan tanaman lainnya akan dilakukan secara sukarela. Sementara ribuan hektar
tanaman daun koka yang tidak diganti dengan tanaman lainnya akan dibasmi oleh
pemerintah dengan penyemprotan dari udara.
Kelima: Korban konflik. Masalah yang paling krusial adalah
tuntutan keadilan dari para korban konflik. FARC menolak diri mereka menjadi
satu-satunya penyebab konflik yang harus menerima hukuman. Keduanya sepakat
untuk membentuk sebuah badan khusus yang independen untuk menyelidiki pasukan
FARC dan pasukan pemerintah yang terlibat dalam masalah kemanusiaan. Mereka
yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan dalam kelompok tersebut adalah mereka
yang bertanggung jawab atas sebuah tragedi kemanusiaan dan mereka yang secara
tidak langsung melakukan kejahatan kemanusian. Keduanya sepakat untuk menghukum
mereka yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan dalam tahanan pribadi dan
tidak dibawa ke penjara. Mereka juga akan membentuk Komisi Keadilan dan Pencari
Kebenaran bagi para korban yang hilang di kedua belah pihak. Juga mereka aka
memberikan amnesti kepada para gerilyawan dan pasukan pemerintah yang tidak
terlibat masalah kemanusiaan yang selama ini ditahan oleh kedua belah pihak.
Perjanjian damai antara Pemerintah Kolombia dan FARC
merupakan sesuatu yang diidamkan masyarakat Kolombia. Implementasi perjanjian
damai ini akan disaksikan oleh PBB dan beberapa organisasi internasional lain.
Pemerintah Kolombia akan sesegera mungkin membuat UU yang bisa mengakomodir isi
perjanjian tersebut. Sementara dari pihak FARC, mereka membutuhkan waktu
sekitar 10 tahun untuk kembali menjadi masyarakat sipil yang aman. Ini sebuah
proses panjang yang harus mereka lalui, tetapi dengan dukungan dari pemerintah.
BSD, 30 September 2016
Salam perdamaian!
Benny Kalakoe
0 comments:
Post a Comment