Tuesday 24 February 2015

KRISIS POLITIK DI AMERIKA LATIN



Krisis politik yang tertuang dalam aksi kekerasan, seperti pembunuhan, kematian tanpa sebab, penahanan karena mengambil sikap oposisi dengan pemerintah, penekanan, tuduhan konspirasi dan merencanakan kudeta, aksi sensor yang berlebihan dan korupsi, merupakan wajah Amerika Latin yang dikenal secara mendunia sekarang ini di tengah perkembangan ekonomi yang semakin menurun. Di tengah-tengah krisis politik tersebut ada secercah harapan yang muncul. Amerika Serikat dan Kuba menormalisasi hubungan kedua negara dan perundingan perdamaian antara pemerintahan Kolombia dan pasukan pemberontak FARC memiliki titik terang. Di lain pihak muncul masalah baru di Paraguay, sekelompok kecil gerilyawan EPP (Ejercicio Popular Paraguayo = Pasukan Populer Paraguay) telah memperkuat aksi serangan mereka, bulan Januari lalu mereka membunuh sebuah keluarga keturunan Jerman yang memiliki peternakan di Paraguay.
 
Aksi barbar dari organisasi kejahatan merupakan hal yang telah biasa dialami oleh masyarakat Meksiko sejak lama. Namun baru kali ini ada reaksi yang begitu besar dari masyarakat Meksiko, setelah 43 mahasiswa diculik dari sebuah universitas di negara bagian Guerrero bulan September 2015 lalu, yang sampai sekarang belum diketahui nasibnya. Walaupun pemerintah sangat menyakini bahwa ke 43 mahasiswa tersebut dibunuh, karena mereka diserahkan ke sebuah kelompok kartel narkotrafik, namun keluarga besar para mahasiswa tersebut tidak surut untuk berusaha mendapatkan keadilan karena mereka melihat ada jaringan kejahatan antara pemerintah yang berkuasa dengan kartel narkotrafik. Kasus ini telah menghilangkan dukungan kepada pemerintahan Presiden Enrique P Nieto yang pada saat ini membutuhkan dukungan untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Meksiko yang semakin menurun.

Sementara di Argentina, seorang jaksa yang bernama Alberto Nisman, ditemukan tak bernyawa empat hari setelah dia mengumumkan bahwa Cristina Fernandez dan beberapa orang dari pemerintahannya, terlibat dalam aksi terror anti Yahudi di Buenos Aires beberapa tahun silam. Nisman ditemukan meninggal dengan sebuah tembakan di kepala di apartemennya, dan di samping tubuhnya ditemukan sebuah pistol. Kecurigaan bahwa dia meninggal karena bunuh diri sangat diragukan oleh berbagai pihak karena begitu banyak kejanggalan atas kematiannya.
 
Di Chili, anak presiden Michelle Bachelet, Sebastian Davalos, diinvestigasi oleh pihak terkait karena menggunakan pengaruh orang tuanya dalam negosiasi pembelian rumah oleh istrinya. Davalos akhirnya menanggalkan jabatannya sebagai direktur sebuah instansi sosial budaya dari pemerintahan Michelle Bachelet. Namun pihak oposisi menuntut lebih dari sekedar dipecat dari posisinya.
Di Ekuador, beberapa wartawan dan kartunis menyatakan keresahan mereka bahwa hukum baru yang berhubungan dengan media komunikasi membatasi kebebasan mereka untuk berekspresi.
 
Di Brasil, pemerintahan Dilma Rousseff, menghadapi krisis korupsi yang dihadapi oleh perusahaan minyak negara Brasil, Petrobras. Krisis korupsi dalam perusahaan ini tidak hanya merusak citra perusahaan tetapi juga berpengaruh dalam perhitungan keuangan perusahaan, karena aksi korupsi besar-besaran yang terjadi. Berdasarkan hasil investigasi aksi korupsi Petrobras ini melibatkan berbagai pengusaha dan politikus, yang beberapa di antaranya merupakan anggota Partai Pekerja, partai pendukung Presiden Dilma Rousseff.
 
Di Venezuela, pemerintahan yang berkuasa menekan pihak oposisi dengan memenjarakan semua pemimpin oposisi yang ada. Baru-baru ini Walikota Caracas dimasukkan ke penjara karena dituduh “merencanakan” aksi kudeta terhadap Pemerintahan Nicolas Maduro. Tidak hanya itu, kaum oposisi dilihat sebagai biang kerok krisis persedian kebutuhan dasar masyarakat yang bergantung pada impor.



Terrace Serpong, Benny Kalakoe

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons