Dalam sebulan ke depan, Brasil menjadi titik sentral
perhatian dunia, karena menjadi tuan rumah “Copa Mundial del futbol 2014”.
Namun tidak jarang kita juga melihat
perlawanan masyarakat Brasil untuk menolak atau sekedar mencari perhatian dunia
dengan melakukan demonstrasi menentang Piala Dunia Bola Kaki 2014. Mungkin
perlawanan masyarakat Brasil ini tidak bergema sebesar “partido de futbol” yang
ditayangkan semua media komunikasi di dunia ini. Tetapi adalah baik juga
melihat situasi ekonomi Brasil dalam beberapa tahun terakhir ini.
Brasil adalah negara dengan perekonomian terbesar di Amerika
Latin. Brasil juga merupakan negara dengan prestasi penerima investasi asing
langsung yang terbesar di Amerika Latin. Tahun 2013 Brasil menerima investasi
asing langsung sebesar US$ 64.046 juta, yang adalah sama besarnya dengan 2,9%
dari PBI. Namun demikian perkembangan perekonomian Brasil dalam beberapa tahun
terakhir tidak menunjukkan kebesaran ekonomi Brasil karena perkembangan
ekomoninya justru semakin melambat
.
Selama triwulan pertama tahun 2014 ini, sektor layanan jasa
hanya berkembang 0,2%, sama seperti perkembangan sebelumnya. Diharapkan sektor
ini akan berkembang pesat saat penyelenggaraan Piala Dunia 2014 yang
diperkirakan mencapai 2%. Sementara sektor pertanian merupakan sektor yang
paling berkembang di Brasil. Tahun ini Pemerintah Brasil akan mengembangkan
sektor infrastruktur dengan program ambisiusnya membaharui dan memperpanjang
rel kereta api, pelabuhan dan lapangan terbang yang bertujuan meningkatkan daya
saing perekonomian Brasil.
Sementara sektor perindustrian tidak menghasilkan
perkembangan yang baik. Bulan Januari sampai Maret 2014 sektor industri hanya
berkembang 0,8%. Ada banyak faktor yang menyebabkan layanan industri
seakan-akan macet. Direktur FITCH di Amerika Latin, Erich Arispe, menyatakan
bahwa perkembangan produksi bahan baku prima dan ekspor hasil industri tidak
berkembang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suku bunga bank yang
ditetapkan oleh Bank Sentral sejak tahun lalu mencapai 11%, untuk memperlambat
laju inflasi, yang akhirnya juga mempengaruhi volatilitas nilai tukar.
Bulan Mei tahun ini, inflasi Brasil mencapai 0,46% dan bila
digabungkan dengan inflasi tahunan sudah mencapai 6,37%. Pada akhir tahun 2014,
harga barang-barang diperkirakan akan naik sebanyak 6,50%.
Sementara dalam situasi sosial, Brasil (yang merupakan negara
terbesar di Amerika Latin) adalah salah satu negara di mana kesenjangan antara
masyarakat miskin dan kaya yang paling besar di Amerika Latin. “Index Gini” (salah
satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan
seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi) Brasil, dari rentangan 1 adalah sangat tidak
merata dan 0 adalah merata, terletak pada 0,54. Sementara rata-rata
pengangguran berdasarkan laporan bulan April tahun 2014 mencapai 4,9%, dari
total penduduk sebesar 205,7 juta jiwa, di mana 80% masyarakat tinggal di kota
dan 50%nya adalah kelas menengah.
Menurut Arispe, untuk mengembangkan perekonomian Brasil,
tidak hanya bisa diselesaikan dengan mengembangkan infrastruktur yang baik
tetapi juga dengan meningkatkan investasi dan biaya dari pemerintahan yang
lebih efisien untuk meningkatkan daya saing perekonomian Brasil.
Ekspor Brasil dalam triwulan pertama tahun 2014 mencapai US$
62.636 juta, sementara impor mencapai
US$ 83.355 juta. Dalam rentang waktu tersebut Brasil mengalami sejarah
defisit neraca perdagangan sebesar US$ 4.057 juta.
Sementara Dilma Rousseff yang menjadi Presiden Brasil
tanggal 1 Januari 2011 lalu berusaha meningkatkan popularitasnya dengan
meneruskan gaya kepemimpinan Lula da Silva. Kemauannya untuk berpartisipasi
kembali dalam pemilihan presiden yang akan datang membuatnya harus mengatur
kembali perekonomian Brasil sebaik mungkin. Kemarahan masyarakat Brasil atas situasi
ketidakadilan dan harga barang yang meningkat tajam merupakan pekerjaan rumah
pemerintahan Dilma Rousseff yang masih harus terus dilaksanakan demi kestabilan
dan perkembangan perekonomian Brasil ke depan.
BSD Tangerang, 17 Juni 2014
Benny Kalakoe
Dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment