Bola kaki memang luar biasa. Tidak hanya mempersatukan seluruh umat manusia untuk berhenti sejenak menikmati indahnya bermain bola, tetapi juga menjadi ajang untuk meredakan ketegangan politik. Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang berkunjung ke Brasil untuk mendukung tim sepak bola Amerika Serikat melawan Ghana, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bertemu dengan Presiden Dilma Rousseff dan berusaha meredakan ketegangan kedua negara yang sempat memanas akibat isu kegiatan spionase Amerika Serikat di Brasil setahun yang lalu.
Hubungan bilateral Brasil dan Amerika Serikat sangat memanas
setahun yang lalu ketika Snowden menyatakan kerja spionase Amerika Serikat di
Brasil. Berita kerja spionase tersebut membuat heboh pemerintahan Brasil dan
mereka menuntut supaya Amerika Serikat memberikan jawaban yang jelas mengenai
kerja spionase Amerika Serikat di Brasil. Amerika Serikat tidak memberikan
jawaban yang jelas kepada Brasil atas isu kegiatan spinose tersebut. Hal
tersebut membuat Presiden Brasil Dilma Rousseff menunda kunjungan resmi
kenegaraannya ke Amerika Serikat bulan Oktober tahun lalu.
Hari Selasa tanggal 17 Juni 2014 lalu Wakil Presiden Amerika
Serikat, Joe Biden, memanfaatkan kunjungannya untuk mendukung tim Amerika
Serikat yang berpartisipasi dalam Piala Dunia Brasil untuk menurunkan tensi
ketegangan hubungan diplomatik kedua negara. Joe Biden menjelaskan bahwa
Amerika Serikat berusaha supaya pekerjaan mereka yang dimasukkan dalam internet
bisa dijamin keamanannya.
Sementara pihak Brasil belum menyampaikan komentar resmi
hasil kunjungan Joe Biden ke negara mereka. Namun sebelum pertemuan kedua
petinggi negara tersebut, Dilma Rousseff menyatakan bahwa dia sangat
mengharapkan supaya Amerika Serikat memberikan sinyal yang jelas bahwa kegiatan
spionase Amerika Serikat di Brasil tidak akan terulang lagi.
Di lain pihak, hari Minggu lalu tanggal 15 Juni 2014
Kansiler Jerman, Angela Merkel, yang juga salah satu korban kegiatan spionase
Amerika Serikat, bersama dengan Dilma menyepakati sebuah resolusi di PBB yang
mendukung pentingnya menerapkan proteksi yang lebih kuat kepada privasidad
dalam era globalisasi sekarang ini. “Hak atas privasidad” di interner yang
merupakan hasil dari usaha Rousseff dalam pertemuan PBB yang membahas skandal
spionase di Sao Paolo Brasil bulan April lalu, didukung kuat oleh Angela
Merkel. Terhadap masalah ini Joe Biden menyatakan bahwa negara Amerika Serikat
siap untuk menggalang dukungan komunitas internasional untuk menjamin hak-hak
pengguna internet dan menjamin sistem regulasi bagi internet.
Menurut Biden, Amerika Serikat dan Brasil adalah dua negara
besar yang sangat kuat. Dia mengharapkan supaya Brasil meninggalkan masalah
masa lalu dan melihat masa depan yang sedang dihadapi kedua negara. Perdagangan
bilateral kedua negara mencapai US$ 100.000 juta tahun 2013. Hubungan bilateral
kedua negara harus pulih kembali supaya perdagangan bilateral kedua negara
semakin meningkat. Di lain pihak Amerika Serikat juga mulai membuka berbagai
dokumen tentang peran Amerika Serikat di Brasil sejak tahun 1964 sampai tahun
1985, sebuah periode di mana Presiden Dilma Rousseff dipenjara selama dua
tahun akibat kegiatannya melawan kediktatoran pemerintahan Brasil saat itu.
Dokumen-dokumen tersebut akan diberikan kepada Komisi Pencari Kebenaran yang
dibentuk oleh Presiden Dilma Rousseff yang bertujuan membongkar semua aksi
kekerasan melawan HAM yang terjadi zaman kediktatoran pemerintah Brasil saat
itu.
Benny Kalakoe
19 Juni 2014
0 comments:
Post a Comment