Thursday 17 October 2013

WISATA: MENGENAL KOLONI JERMAN DEKAT AMAZON PERU

Jalan raya ke Oxapampa

Pemandangan memasuki wilayah Oxapampa

Melewati Pegunungan Andes: Ticlio: 4880 meter di atas permukaan laut

Danau hasil es mencair di Ticlio

Mendengar kata koloni, biasanya selalu diasosiasikan dengan kolonialisme atau penjajahan. Tetapi dua kota koloni Jerman dan Austria di tengah hutan Amazon- Peru, yakni Oxapampa dan Pozuzo tidak memiliki sejarah kolonialisme atau penjajahan tersebut. Mereka ke Peru sekitar tahun 1850 karena diundang oleh pemerintahan Peru waktu itu untuk menguasai wilayah hutan Amazon yang begitu luas dan juga karena mereka ingin keluar dari situasi kelaparan yang melanda Eropa waktu itu.  Kedua kota ini terkenal karena keduanya masih menyimpan budaya Jerman dan Austria di tengah daerah hutan Amazon Peru sampai sekarang ini. Kalau ada Festival Bir di Jerman di kedua kota ini juga dirayakan pesta bir tersebut dengan sebutan Octoberfest. Ketenaran Oxapampa dan Pozuzo membuat penulis ingin menelusuri kedua kota tersebut.
Bersama salah satu keluarga yang ikut berwisata dari Chanchamayo

Bersama satu keluarga yang ikut berwisata dari Lima

Beberapa tempat wisata di Oxapampa

Di Peru ada banyak layanan jasa tour, tetapi saya memilih untuk berwisata tanpa tour, bermodalkan buku dan internet serta Bahasa Spanyol sudah bisa menelusuri wilayah ini dengan nyaman.  Jam 5 sore, tanggal 3 Agustus, saya menuju Calle Mexico di kota Lima. Umumnya semua bus keluar kota Lima berada di jalan ini, saya mengambil Oxabus yang melayani rute Lima-Oxapampa yang bisa ditempuh dalam waktu 10 jam. Bus-bus keluar kota di Lima umumnya bersih dan rapih, semua pakai karcis jadi tidak perlu berebutan. Setelah menunggu kurang lebih dua jam di terminal bus, tepat pukul 8.30 malam kami jalan menuju Oxapampa.

Jalan raya ke Oxapampa mulus. Bus tersebut melalui rute Panamericana Central melalui jalan raya tertinggi di Peru yakni Ticlio, yang tingginya kurang lebih 4880 meter di atas permukaan laut. Di sini kiri kanan jalan bersalju. Karena kekurangan oksigen dan ketinggian makanya para penumpang dianjurkan untuk meminum obat ketinggian sebelum ke Oxapampa. Saya sendiri mencoba menghindari obat ketinggian tersebut soalnya bus tersebut hanya melewati tempat tersebut.
Cabañas Hassinger tempat saya tinggal

Cabañas Hassinger tempat saya tinggal

Kamar di Cabañas Hassinger

Kamar tidurku di Cabañas Hassinger

Bahasa yang digunakan Bahasa Jerman dan Spanyol

Trapiche Lodge

Anak-anak keturunan Jerman di Oxapampa

Dalam bus tersebut saya sengaja mengambil duduk paling depan di lantai 2, supaya bisa melihat pemandangan pagi sesampainya di Oxapampa. Di samping saya ada seorang ibu dan anaknya yang juga ke Oxapampa. Setelah bercakap-cakap sebentar mereka ternyata keturunan Jerman yang tinggal di kota Oxapampa. Karena saya belum mendapat penginapan, mereka menawarkan sebuah penginapan yang mereka sebut Cabañas (rumah penginapan).

Kami tiba di Oxapampa kurang lebih jam6 pagi tanggal 4 Agustus saya tiba di Oxapampa. Keluarga Hassinger yang menjadi teman di atas bus Oxapampa membawa saya ke tempat penginapan keluarga mereka yang bernama Cabañas Hassinger D. Palo. Biaya sehari di sini cuman 35 Soles atau sekitar US$ 15. Tidak termasuk makan. Makan cari sendiri di luar atau ke restoran. Setelah beristirahat selama kurang lebih 2 jam saya keluar bercerita dengan keluarga Hassinger lalu mengikuti tour sepanjang hari dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore yang disiapkan oleh Trapiche Lodge yang juga milik keluarga Hassinger ini. (Lihat foto di atas) Biaya tour sebanyak 60 soles (US$ 27) , dengan mengunjungi beberapa tempat wisata yang sudah dipaketkan.
Mencicipi keju hasil industri di Oxapampa

Keju Floral dari Oxapampa

Industri keju 

Mencicipi berbagai jenis keju ekspor

Wilayah Oxapampa sangat terkenal karena gaya pertanian mereka yang mengikuti model Jerman. Daerah ini sangat terkenal dengan industri perkebunan dan peternakannya. Keju dan susu merupakan produk utama wilayah ini disamping hasil pertanian lainnya seperti padi, apel, jeruk, cabe dll. Umumnya pertanian dan peternakan dijalankan dengan model industri.Perjalanan wisata yang disuguhkan di Oxapampa umumnya adalah wisata ekonomi mengunjungi sentral industri pertanian dan peternakan. Dalam kunjungan ini saya berjalan bersama dengan para wisatawan yang umumnya dari Peru khususnya dari Lima. 

Tempat wisata pertama yang kami kunjungi adalah industri keju di tengah begitu banyak peternakan sapi yang ada di wilayah ini. Idustri keju Floral merupakan salah satu industri keju terkenal di Oxapampa. Di sini kami menyaksikan semua proses pembuatan keju kemudian mengecap sedikit keju khas Oxapampa yang telah diekspor ke berbagai penjuru dunia tersebut. (Silahkan lihat foto di atas). Setelah menyaksikan pembuatan keju kami juga mengunjungi tempat peternakan sapi masyarakat.
Peternakan ikan trucha

Ribuan ikan trucha dalam peternakan

Industri keluarga: peternakan ikan trucha

Indahnya Oxapampa

Peternakan ikan trucha dan sungai yang bersih

Selain peternakan sapi, Oxapampa juga terkenal dengan peternakan ikan Trucha (sejenis ikan salmon). Peternakan ikan Trucha di Peru sangat terkenal khususnya mereka yang memiliki aliran air sungai dari pegunungan yang memiliki salju. Di sini kami menyaksikan peternakan ikan Trucha yang dikelolah oleh satu keluarga keturunan Jerman yang bernama Criaduras Trucha La Cumbre. Peternakan ikan Trucha membutuhkan air yang mengalir, karena itu mereka sangat membutuhkan air, sehingga air dan sungai mereka jaga supaya tidak tercemar. (Lihat foto peternakan ikan tersebut di atas) Satu kilo ikan Trucha dijual langsung di peternakan sebesar 12 Soles (Sekitar US$ 5). Dalam sehari, mereka menjual minimal 10 kg. Itu berarti dalam sebulan minimal mereka mendapat keuntungan sebesar US$ 1.500 (kurang lebih Rp. 15 juta). Ini adalah industri peternakan ikan di rumah, yang memanfaatkan aliran air yang berada di samping rumah mereka. Saya coba bertanya kepada ibu yang mengelolah peternakan ikan ini, “¿Por qué no quieren regresar a Aleman?” (Kenapa tidak mau pulang saja ke Jerman?) Dia jawab, “Di sini ada pekerjaan yang lebih asyik dan menghasilkan juga”, kata ibu tersebut. Nampaknya situasi alam yang indah, udara yang segar, penghasilan yang bagus membuat mereka memilih untuk menetap di sini Peru.
Gua yang dihiasi dengan gambar anak-anak mencari sesuatu

Penjelasan tentang proses terjadinya gua dan manfaatnya

Gua 

Gua Tunqui

Dari peternakan ikan Trucha kami mengunjungi Tunqui Cueva (Gua Tunqui). Gua ini bagi saya tidak terlalu menarik. Gua Batu Cermin di Labuan Bajo, Flores jauh lebih asyik dan menarik. Tetapi gua ini mereka jadikan menarik untuk mengajar anak-anak  tentang apa itu gua, bagaimana gua terjadi serta manfaat gua zaman dulu kala. Gua yang bagi saya tidak terlalu menarik tersebut akhirnya bermanfaat juga karena menjadi tempat belajar bagi anak-anak yang berada dalam tour bersama kami.
Tempat pembuatan minuman wharapo dan minuman beralkohol lainnya

Tempat wisata ini sering dikunjungi oleh para turis selain mengenal proses pembuatan alkohol
juga untuk menikmati alkohol dalam berbagai bentuknya yang siap dijual

Melihat proses pembuatan alkohol

Tebu diperas menggunakan tenaga kincir air, tidak mencemari lingkungan

Penjelasan proses pembuatan alkohol

Menyaksikan dan mempelajari proses pembuatan alkohol

Industri alkohol dari perkebunan tebu

Setelah mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut kami menuju perkebunan dan industri tebu. Industri tebu ini berdiri sejak tahun 1890 dengan nama Wharapo. Wharapo adalah sejenis minuman atau jus tebu.(Kalau di Manggarai Flores, ada yang disebut “mince” dari pohon enau; rasanya persis sama).  Umumnya air tebu ini mereka suling dan dijadikan minuman beralkohol. Kalau anda kenal dengan pisco di Peru atau sopi di Flores NTT cara pembuatannya sama. Alkohol yang dihasilkan dari industri tebu ini sangat terkenal di Peru. Setelah menyaksikan industri tebu ini kami mencicipi juga hasil produksi mereka yang sudah mereka kemas dalam berbagai mereka yang siap dijual baik di Peru maupun ke luar Peru seperti ke Chile atau Ekuador.
Makanan khas Oxapampa: daging babi goreng dan asap, ayam goreng, pisang goreng, tomat, ensalada dan jus quitosour

Makan siang bersama teman-teman tour

Rumah di kampung, sederhana, bersih dan indah

Sejarah keluarga keturunan Jerman terpampang di pintu masuk rumah





Bunga-bunga yang indah di tengah taman

Setelah berjalan hampir empat jam akhirnya kami menikmati makan siang di sebuah restoran keluarga di kota Oxapampa. Restoran ini juga dikelola oleh keluarga keturunan Jerman di Oxapampa. Makanan khas Oxapampa yang terkenal adalah daging babi dan sapi goreng atau diasap.  Sementara ikannya adalah ikan trucha goreng. Biasanya makanan ini dicampur dengan pisang, kentang dan ubi goreng. Mereka biasanya jarang makan nasi. Orang Peru suka minum. Mereka lebih suka minum jus setelah makan. Kalau tidak anggur putih atau merah.

Yang menarik bagi saya adalah, halaman-halaman rumah mereka selalu dipenuhi dengan berbagai jenis bunga. Mengingatkan saya akan masa kecil dulu di Flores. Di depan rumah yang sederhana semua menanam bunga, bahkan ada bunga yang saat itu menjadi peliharaan saya yang tidak boleh diganggu oleh saudara atau saudari saya. Rumah-rumah gaya khas Jerman selalu dihiasi dengan taman yang indah dipenuhi bunga-bunga. Rumah yang sederhana itu jadinya indah dipandang.
Perkebunan markisa dan cabe

Air terjunnya sederhana tetapi fasilitas ke sana menakjubkan

Rindu air terjun di Flores NTT yang lebih indah dan ada kolam buat renangnya lagi heheeeeeeee

Teman tour: Jonathan

Teman tour Cristina

Action dulu sebelum pulang

Setelah makan siang kami beristirahat sebentar di penginapan kami masing-masing. Jam empat sore kami menelusuri perkebunan masyarakat, perkebunan markisa, cabe, apel dan lain yang diakhir dengan mengunjungi Air Terjun El Tigre. Terus terang air terjunnya tidak seindah di Indonesia tetapi begitulah, melihat air terjun dan mendengarkan suara air terjun selalu membawa rasa lain bagi setiap orang yang jenuh dengan suasana perkotaan. Air terjun Wae Sapo dan Cunca Wulang di Manggarai Flores jauh lebih indah dan menarik saat saya kecil dulu. Malam harinya saya beristirahat di Cabañas karena capeh berjalan sepanjang hari sambil menanti hari berikutnya menuju Pozuzo. (Disambung dengan artikel: Pozuzo)

Lima Agustus 2013
Benny Kalakoe

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons