Tuesday 8 January 2013

HUGO CHÁVEZ TIDAK BISA DILANTIK SEBAGAI PRESIDEN VENEZUELA TANGGAL 10 JANUARI NANTI


Kepala Asamblea Nacional Venezuela (Kepala Parlemen), Diosdado Cabello, menyatakan hari Selasa ini bahwa Kepala Negara Venezuela, Hugo Chavez, yang menjadi presiden terpilih dan harus dilantik pada tanggal 10 Januari nanti tidak bisa hadir dalam acara pelantikan tersebut. Menurutnya, berdasarkan UU Venezuela artikel 231 , maka pelantikan akan dilakukan di hadapan Mahkamah Agung setelah tanggal yang ditetapkan. Cabello menyatakan secara resmi kenyataan tersebut setelah mendapat pesan dari Wakil Presiden Nicolás Maduro, yang menyatakan bahwa Chavez harus tetap di Kuba untuk beberapa jangka waktu lagi karena alasan kesehatan yang dideritanya.


Dalam pernyataan tersebut Diosdado Cabello menyatakan bahwa Presiden Hugo Chávez sendiri meminta supaya menginformasikan kepada masyarakat Venezuela bahwa sesuai dengan rekomendasi tim medis, proses pemulihan setelah operasi harus diperpanjang sampai dengan tanggal yang tidak bisa ditentukan setelah tanggal 10 Januari 2013. Dengan demikian Hugo Chávez tidak bisa hadir dalam pelantikan pada tanggal 10 Januari tersebut. Untuk itu Chávez meminta supaya berdasarkan artikel 231 UU Venezuela, harus ditentukan tanggal setelah itu untuk pengambilan sumpah di depan Mahkamah Agung.

Berdasarkan UU Venezuela mandat sebagai presiden dimulai pada tanggal 10 Januari 2013. Karena tidak bisa diambil sumpahnya maka pihak oposisi menuntut supaya aturan hukum dalam situasi tersebut diaplikasikan, yakni sekelompok tim medis harus memutuskan apakah Chávez berada dalam kondisi yang sehat untuk menjadi presiden atau tidak. Seandainya dinyatakan tidak bisa, maka harus diadakan pemilihan umum ulang.

Situasi ini membuat pihak pemerintah atau pendukung Chávez (chavismo) menuduh adanya kemungkinan pengambilalihan kekuasaan, demonstrasi dan aksi kudeta di Venezuela setelah tanggal 10 Januari 2013 nanti dari pihak oposisi. Sementara pihak oposisi yang tergabung dalam Mesa de la Unidad Democrática (MUD) hari ini melayangkan sebuah surat ke Organisasi Negara-Negara Amerika (OEA) berisikan resiko “penindasan atau pemerkosaan terhadap perintah konstitusi”. Jika Presiden Chávez yang sakit parah di Kuba tidak bisa dilantik sebagai presiden maka untuk sementara Kepala Parlemen, Diosdado Cabello, menjadi presiden dan memprogramkan pemilihan umum untuk memilih presiden yang baru dalam jangka waktu 30 hari.

Pihak oposisi menekankan bahwa tidak boleh ada kekosongan pemerintahan dan karena itu Diosdado Cabello harus menjadi presiden untuk sementara waktu. Jika tindakan ini tidak diambil oleh pemerintahan Venezuela sekarang maka Venezuela mengubah konstitusi yang ada, yang sangat membahayakan tatanan demokrasi di negara ini.

Pemimpin kubu oposisi MUD, Henrique Capriles menyatakan hari Selasa ini bahwa UU Venezuela sudah menyatakan dengan jelas bahwa tanggal 10 Januari seorang presiden dilantik dihadapan Asamblea Nacional. Jika ada pernyataan atau tindakan lain diluar itu berarti melawan apa yang dinyatakan dalam UU.

Sementara pihak pendukung Chavez / pihak pemerintah melihat pengambilan sumpah atau pelantikan di hadapan wakil rakyat di Asamblea Nacional hanya merupakan “formalisme” belaka, yang bisa ditunda sampai Chavez sehat dan sumpahnya diambil dihadapan Mahkamah Agung. Untuk mengisi kekosongan jabatan maka Wakil Presiden, Nicolás Maduro  akan ditunjuk  sebagai Pejabat Presiden Sementara.

Sementara untuk pihak oposisi MUD, kekosongan jabatan presiden harus diisi oleh Kepala Parlemen, yakni Cabello dan bukan oleh Maduro, karena sejak tanggal 10 Januari 2013 nanti jabatannya sebagai Wakil Presiden sudah selesai.

Terhadap sikap oposisi yang demikian Maduro menyatakan bahwa MUD sedang merencanakan sebuah kudeta terhadap Chavez karena memaksa Diosdado Cabello yang sekarang menjadi Kepala Parlemen, untuk mengambil posisi sebagai presiden untuk sementara waktu.

Dalam minggu ini sudah ada panggilan atau undangan di jejaring sosial di Venezuela untuk melakukan demonstrasi, tetapi sampai sekarang belum ada yang demo. Sementara Maduro mengingatkan pihak oposisi bahwa mereka akan kembali menerima “pelajaran sejarah”. Dia mengatakan bahwa “aksi mogok nasional” yang dibuat oleh pihak oposisi dari Amerika Serikat yang terjadi sepuluh tahun lalu  tidak akan terulang lagi. Kalaupun demonstrasi damai tersebut terjadi, pihaknya akan memberikan pelajaran yang lebih besar daripada yang terjadi 10 tahun lalu. 

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons