Tuesday 20 November 2012

PERINGATAN IEA AKAN MASALAH ENERGI DUNIA


The International Energy Agency (IEA) telah telah mengeluarkan beberapa peringatan yang mengejutkan antara lain: dua pertiga dari cadangan bahan bakar fosil harus tetap berada di bawah tanah jika ingin menghindari perubahan iklim di dunia ini; sektor energi akan menggandakan konsumsi air tawar dalam20 tahun  ke depan dan orang miskin tetap hidup tanpa energi.


Peringatan itu dinyatakan dalam Perspektif Energi Mundial yang didukung oleh IEA. Laporan ini tidak hanya isinya yang mengejutkan karena menunjukkan parahnya masalah energi dan lingkungan dewasa ini, tetapi juga menunjukkan bahwa situasi ini bergantung pada pemerintah dari Organisasi Untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OCDE) , atau dengan kata lain bergantung pada negara-negara industri di mana laporan mereka tidak pernah menunjukkan itikad yang baik untuk menjaga lingkungan hidup
 Walaupun demikian IEA juga menunjukkan adanya perubahan fokus dalam melihat masalah energi dan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan World Energi Outlook tahun 2009 dan 2010, dunia telah mencapai produksi minyak bumi tertinggi tahun 2006 dan berusaha untuk membuat sebuah kerangka kerja untuk menghindari ancaman perubahan iklim. Dalam laporan kali ini IEA menunjukkan beberapa kekawatiran baru akan energi yakni peringatan dini tentang konsumsi air yang meningkat di sektor energi, dan masalah energi dan lingkungan masih dalam jejak yang belum berkelanjutan. 

Permintaan energi global akan meningkat lebih dari sepertiga dari sekarang ini sampai tahun 2035. Menurut penafsiran lembaga tersebut, untuk memenuhi kebutuhan energi diperlukan dana  investasi sebesar US$ 37.000.000 juta antara tahun 2012 sampai 2035, setara dengan 1,5% dari PDB global selama periode tersebut. Energi Emisi CO2 akan tumbuh dari 31,2 Gt pada 2011menjadi 37,0 Gt pada tahun 2035, yang bisa menyebabkan peningkatan suhu global rata-rata 3,6 ° C. Jika dunia ingin memenuhi targetnya  membatasi kenaikan suhu global sampai 2 ° C, maka sampai tahun 2050 dunia tidak dapat mengkonsumsi lebih dari sepertiga dari cadangan  bahan bakar fosil yang ada. Dengan kata lain: IEA ingin menunjukkan bahwa perlu adanya transisi-pos-petroleum; inovasi baru selain minyak bumi. 

Bahan bakar fosil masih tetap menjadi sumber utama energi dalam beberapa dekade ke depan. Permintaan akan minyak, gas dan batu bara tumbuh begitu cepat sampai dengan tahun 2035, namun sahamnya dalam bauran energi global turun dari 81% menjadi 75% selama periode tersebut. Konsumsi minyak meningkat sebesar 99,7 juta barel per hari (mb / d) bila dibandingkan dengan konsumsi tahun 2011 sebesar 87,4 mb / d. China sendiri membutuhkan 50% dari peningkatan permintaan minyak global. Semua kenaikan bersih pasokan minyak global didasarkan pada produksi minyak non-konvensional, yang sangat memiliki dampak lingkungan hidup lokal yang membahayakan dan peningkatan emisi gas rumah kaca. 

Penggunaan gas alam diprediksikan akan meningkat secara signifikan (3,4 sampai 5 miliar meter kubik) hampir seimbang dengan penggunaan batubara sebagai  pasokan energi primer di tahun 2035. Sebagian besar peningkatan ini juga didorong oleh China, walaupun ada juga peningkatan permintaan di negara-negara OECD. Setengah dari peningkatan produksi gas alam dunia berasal dari  eksploitasi "non-konvensional" yang sudah dilarang di beberapa negara karena risiko lingkungan yang diakibatkannya. 

Sementara itu, subsidi bahan bakar fosil terus merebak pasar energi dan mencapai USD 523 miliar pada tahun 2011, sebuah peningkatan hampir 30% lebih dari tahun 2010. Di lain pihak dukungan keuangan untuk sumber energi yang diperbarui juga mengalami peningkatan menjadi US$ 88 miliar pada 2011.  Laporan AIE ini juga membuat sebuah skenario baru yang disebut  "Skenario Efisiensi Global". Skema ini mengusulkan sebuah investasi tambahan sebesar US$ 11.8 miliar dalam teknologi penggunaan akhir dan mengurangi sebanyak US$ 5,9 milyar dalam investasi untuk meningkatkan pasokan energi. Dalam skenario ini pertumbuhan permintaan dunia untuk energi primer harus berkurang setengah, energi emisi CO2 mencapai puncaknya sebelum 2020 dan mencapai 30,5 Gt pada tahun 2035, yang mana menunjukan peningkatan suhu rata-rata dalam janga menengah dan panjang  mencapai 3 ° C. Selain efisiensi, kata IEA,sangat dibutuhkan  investasi dalam bidang teknologi rendah karbon untuk mempertahankan kenaikan suhu di bawah 2 ° C seperti yang disepakati dalam Konvensi Perubahan Iklim PBB.

Penggunaan ari dalam produksi energi sekarang ini semakin meningkat, kata laporan ini. Air tawar yang dikonsumsikan untuk produksi energi pada tahun 2010 sebesar 583.000 juta meter kubik, atau sebanyak 15% dari penggunaan total air di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 66 juta meter kubik tidak kembali ke sumbernya, dengan kata lain  dikonsumsi dalam produksi. Penggunaan air akan meningkat sebesar 20% selama periode 2010 sampai 2035, namun konsumsi akan meningkat sebesar 85% (lebih dari dua kali lipat tingkat pertumbuhan permintaan energi). Kecenderungan ini didorong oleh transisi ke pola tanaman baru (efisiensi yang lebih tinggi namun konsumsi air meningkat) dan perluasan produksi biofuel.

Penggunaan air, kata laporan itu, bisa menjadi hambatan bagi pengembangan minyak dan gas non-konvensional, pembangkit listrik dan pemeliharaan  kilang minyak untuk produksi minyak.

Sekarang ini, hampir 1,3 miliar orang masih kekurangan akses listrik dan 2,6 miliar  orang tidak memiliki teknologi memasak yang bersih. Dengan tidak adanya langkah-langkah baru yang diambil, laporan tersebut memproyeksikan bahwa hampir satu miliar orang akan hidup  tanpa listrik dan 2,6 miliar orang masih akan hidup tanpa teknologi untuk memasak pada tahun 2030. Diperkirakan bahwa untuk mencapai akses universal energi pada tahun 2030, dibutuhkan hampir satu triliun dolar dalam investasi atau setara dengan hanya 3% dari total investasi dalam infrastruktur yang berhubungan dengan energi. Akses universal terhadap layanan energi hanya akan meningkatkan permintaan energi keseluruhan sebesar 1% pada tahun 2030 dan emisi CO2 sebesar 0,6%.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons