Presiden Brazil, Dilma Rousseff mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengambil beberapa langkah penting untuk menolong komunitas keturunan Afrika di Brasil dan menyatakan bahwa akar dari ketimpangan sosial di negara itu memiliki "ras, jenis kelamin dan usia."
Dalam sebuah upacara yang diadakan di Istana Presiden untuk memperingati Dia de la Conciencia Negra (Hari Kesadaran Kulit Hitam) yang di Brazil diselenggarakan pada tanggal 20 November, Presiden Dilma mengatakan bahwa "ketidaksetaraan" dan "ketidakadilan sosial" yang dialami oleh Brasil memiliki "ras, karena hitam "dan" jender karena kebanyakan dialami oleh perempuan "dan" memiliki usia, karena anak-anak adalah korban paling besar. "
Rousseff menyatakan bahwa hasil sensus baru-baru ini menunjukkan bahwa setengah dari orang Brasil memiliki darah Afrika, dan walaupun demikian, "masyarakat kulit hitam hampir dilupakan" oleh negara selama puluhan tahun, yang mengakibatkan sekarang ini mereka menjadi elemen masyaratakat yang paling miskin dan tidak diperhatikan.
Bagi presiden Brasil, sikap "lupa" dari penduduk keturunan Afrika terus berlanjut bahkan setelah penghapusan perbudakan di tahun 1888 "pengucilan sosial" terhadap masyarakat keturunan Afrika dimulai, dan terus berkembang sampai sekarang ini
Di beberapa daerah pedalaman di Brasil, beberapa komunitas keturunan Afrika (keturunan budak) melarikan diri dari kota atau perkebunan masyarakat dan bersembunyi di daerah pedalaman dengan membentuk kampung persembunyian mereka sendiri yang mereka sebut “Quilombo”.
Dalam perayaan itu juga Rousseff menandatangani keputusan yang memberikan tanah kepada delapan kelompok masyarakat “Quilombo” , dan berjanji untuk memberikan bantuan teknis dan kredit untuk membantu mengembangkan pertanian keluarga di komunitas seperti ini.
Sejak tahun 2003, setiap tanggal 20 November dirayakan sebagai “Hari Kesadaran Kulit Hitam”, untuk mengenang Zumbi dos Palmeras, seorang pemimpin yang berjuang melawan perbudakan pada abad XIX di Brasil.
0 comments:
Post a Comment