Thursday 1 March 2012

PERU: ANTARA EMAS, PENJAJAHAN DAN KONFLIK SOSIAL


Negara Peru identik dengan Machu Pichu, pisco dan ceviche. Ketiga ikon Peru ini sudah sangat terkenal di dunia internasional. Tetapi ketika anda menelusuri Peru, sesungguhnya ada banyak sekali hal menarik yang bisa dikenal untuk memperluas cakrawala kita.
Salah satu hal yang menarik dari Peru, setelah saya menelusuri Peru, adalah: begitu banyaknya tempat arkeologi yang kaya akan informasi masa lampau. Salah satu yang terkenal adalah Machu Picchu. Tetapi sesungguhnya ada ratusan tempat arkeologi di Peru. Ada sekitar 60an tempat arkeologi yang dijadikan tempat pariwisata di Peru. Selain menikmati indahnya daerah hutan Amazon dan Pegunungan Andino, anda juga bisa menikmati indahnya berbagai situs arkeologi yang sangat kaya informasi yang tersebar di seluruh Peru.
Sejarah masa lalu Peru sangat terkenal dengan kerajinan mereka yang terbuat dari emas dan perak. Kerajaan-kerajaan Pre-Colombian (Sebelum Cristobal Columbus menemukan Amerika) banyak menggunakan emas dan perak yang dijadikan hiasan di istana mereka atau tempat ibadah mereka. Sampai sekarang, sisa-sisa kerajinan itu bisa disaksikan di berbagai museum dan gereja tua, seperti di Cusco, Lima dan beberapa tempat lain di Peru.
Ketika Fransisco Pizarro menginjakkan kakinya di Peru, hal yang paling menarik bagi mereka adalah kerajinan emas yang menghiasi istana dan tempat ibadah orang-orang Inca. Semangat mereka untuk menelusuri dunia ini dalam 3 G (Gold, Glory, Gospel) seakan menemukan sumbernya di Peru. Tidak mengherankan kita bisa menemukan berbagai cerita rakyat bagaimana para penjajah Spanyol menggunakan berbagai cara untuk merampas emas dan perak dari tempat-tempat orang Inca.
Hari Rabu kemarin, Presiden Rafael Correa dari Ekuador membuat sebuah pernyataan yang menggugah kejayaan masa lampau bangsa Peru dengan kerajinan mereka yang kaya akan emas dan perak. Dalam pertemuan Kabinet Binasional V Peru-Ekuador tersebut, Rafael Correa meminta supaya 23 ton emas dan perak dari Peru (benua Amerika) yang dibawa oleh Kapal Perang Spanyol Nuestra Señora de las Mercedes, yang tenggelam dalam perjalanannya ke Spanyol, dikembalikan ke Peru.
Kapal ini datang dari pelabuhan Callao-Peru, yang melewati Montevideo kemudian menuju Spanyol. Dalam pertempuran laut tanggal 5 Oktober 1804 dengan Inggris, kapal Nuestra Senora de las Mercedes tenggelam. Bulan Mei tahun 2007, sebuah perusahaan pencari harta karun dari Amerika Serikat, Odyssey Marine Exploration menemukan 500.000 kepingan uang logam dan berbagai barang kerajinan lainnya yang terbuat dari emas dan perak dalam rongsokan kapal Nuestra Señora de las Mercedes di Teluk Cádiz. Semua kepingan emas dan perak tersebut berasal dari Virreynato Peru (Wakil raja Spanyol di Peru). Diperkirakan bahwa total harga penemuan ini bisa mencapai US$ 500.000.000,00.
Perusahaan Odyssey membawa semua harta karun tersebut ke Amerika Serikat. Negara Spanyol yang merasa itu adalah harta kekayaan mereka karena ditemukan di kapal berbendera dan milik Spanyol melakukan protes dan membawa perusahaan tersebut ke pengadilan untuk mengembalikan semua harta karun tersebut ke Spanyol. Keputusan pengadilan tanggal 21 September 2011 di Pengadilan Atlanta (Georgia) memerintahkan supaya perusahaan tersebut mengembalikan semua harta karun tersebut ke Spanyol, karena merekalah yang berhak memilikinya. Perusahaan Odyssey memprotes keputusan pengadilan ini tetapi Pengadilan Tinggi Amerika Serikat bulan Januari 2012 memutuskan supaya semua harta karun tersebut dikembalikan ke Spanyol. Akhirnya tanggal 25 Februari lalu sebanyak 17 ton harta karun tersebut dibawa ke Spanyol.
Presiden Rafael Correa yang mengunjungi Museum Tumbas Reales de Sípan, di mana dia menyaksikan ribuan kerajinan emas dari Señor de Sípan, meminta supaya semua harta karun yang dibawa oleh Spanyol dalam kapal Nuestra Señora de las Mercedes dikembalikan ke Peru atau Amerika. Walaupun itu berada di dalam kapal berbendera Spanyol tetapi harus diingat bahwa semua kepingaan emas dan perak itu berasal dari kejayaan masa lampau Peru yang dirampas oleh Spanyol. Karena itu Peru dan Ekuador sepakat untuk menggugat Spanyol supaya mengembalikan semua harta karun tersebut ke Peru.
Peru memang terkenal dengan kerajinan emasnya. Tidak mengherankan banyak petualang pencari emas yang masih memburu emas di Peru. Penemuan-penemuan arkeologi yang selalu dilengkapi dengan berbagai harta karun berharga membuat negara Peru sangat berhati-hati dalam melakukan pembongkaran situs-situs arkeologi yang baru ditemukan.
Di kota Lima sendiri anda bisa menyaksikan Museum Emas (Museo del Oro), di mana ditunjukkan semua kerajinan masa lampau yang terbuat dari emas. Tidak hanya itu beberapa Gereja Tua di Cusco, Ollanta y Tambo masih memiliki hiasan-hiasan yang murni terbuat dari emas. Banyak museum di Peru yang berisikan kerajinan emas dan perak masa lampau.
Kekayaan emas yang dimiliki oleh bangsa Peru tidak hanya menarik para penjajah Spanyol masa lampau. Sampai sekarang pun Peru masih menjadi pusat investasi negara-negara kaya dan perusahaan-perusahaan transnasional untuk menambang emas di berbagai daerah di Peru. Kedatangan para investor ini sering menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat. Proyek Pertambangan Newmont yang dikenal dengan nama Proyek Pertambangan Conga di daerah kaya bahan tambang emas Cajamarca misalnya sampai sekarang menimbulkan keresahan bagi penduduk setempat. Protes seluruh warga Cajamarca yang menilai perusahaan tersebut akan merusak sumber air masyarakat membuat eksploitasi pertambangan ini berhenti untuk sementara.
Nampaknya emas yang menjadi daya tarik bangsa Peru membuat masyarakat Peru tidak tenteram. Setelah dijajah oleh Spanyol berabad-abad karena emas yang mereka miliki, kini tanah di mana mereka hidup juga mulai dibongkar demi emas. Konflik perebutan emas masa lalu juga masih akan terjadi masa sekarang. Sekarang ini masyarakat indígenas menyadari kekayaan masa lampau dan kekayaan alam mereka sekarang ini. Cepat atau lambat Peru akan menggugat Spanyol atas kepemilikan harta karun yang dibawa ke Spanyol. Tidak hanya itu masyarakat Peru juga menyadari hak mereka atas tanah yang kaya mineral yang mereka miliki. Mereka menuntut supaya semua keputusan atas proyek pertambangan yang dilakukan di wilayah mereka harus dikonsultasikan dengan mereka. Mereka memiliki hak untuk menyatakan apakah pertambangan itu diperbolehkan atau tidak.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons