VENEZUELA : CHAVEZ DAN PEMILIHAN UMUM 2012

Tahun 2012 merupakan tahun yang menentukan bagi kehidupan politik di Venezuela. Tanggal 7 Oktober 2011 merupakan hari Pemilihan Umum bagi presiden di Venezuela. Pertanyaan yang sering didiskusikan adalah: Apakah tahun ini merupakan akhir dari pemerintahan Hugo Chavez?

Dengan penuh keyakinan Chavez telah menyatakan dirinya sembuh dari penyakit kanker (tidak ada yang tahu jenis kanker apa yang diidapnya) dan akan meng-KO-kan lawan politiknya dalam pemilihan umum nanti. Dia bahkan menyatakan bahwa 10 juta pemilih akan dimilikinya dari 18 juta pemilih yang ada di Venezuela.

Hasil pengamatan para ahli politik di Venezuela menyatakan bahwa penantang Hugo Chavez memiliki kemungkinan untuk mengalahkan Chavez karena ketidakefisiensian dalam menggunaka sumber daya alam dan pemerintahan yang tidak transparan selama 13 tahun masa pemerintahan Chavez. Tapi senjata yang paling kuat yang dimiliki Chavez adalah aliran uang yang bisa mengubah cara berpikir masyarakat Venezuela. Politik uang bukan merupakan hal baru di Venezuela.

Ketika Chavez memegang tampuk kekuasan 13 tahun lalu harga minyak per barel adalah US$ 12. Sekarang harga minyak per barel rata-rata di atas US$ 100. Sementara anggaran nasional didasarkan pada harga minyak per barel sebesar US$ 40. Pertanyaannya ke mana larinya kelebihan uang minyak ini?

Chavez telah memiliki pundi-pundi uang yang jauh lebih besar dalam 13 tahun pemerintahannya bila dibandingkan dengan total 40 tahun pemerintahan sebelumnya. Namun demikian infrastruktur tidak berjalan, rumah sakit dan sekolah jarang, dan industri dasar bangkrut.

Dimana kekayaan luar biasa ini berada? Selain tingkat korupsi yang meningkat dan jutaan hadiah diberikan kepada negara-negara yang bersekutu dengan Venezuela, Chavez juga membayar mahal politik “nasionalisasi” yang diperankannya. Sebulan lalu Chavez membayar US$ 600 juta ke sebuah perusahaan semen di Meksiko. Sekarang ini dia harus membayar US$ 980 juta ke Exxon-Mobil, karena kalah dalam pengadilan. Selain itu jutaan dólar produk impor masuk ke Venezuela, setelah proyek nasionalisasi yang gagal untuk menghidupkan industri produksi bahan baku dasar dalam negeri.

Selain itu politik bagi-bagi duit dari Chavez sangat masif dengan memberikan beasiswa, hibah, bantuan yang berlebihan. Satu juta pegawai negeri sipil yang sebenarnya tidak diperlukan akan menjadi tulang punggung pemilihan bagi Chavez. Sementara kaum miskin dimanjakan dengan memberi mereka makanan dan minuman dan bukan memberikan mereka pekerjaan. Aliran roti dan bir setiap akhir pekan memenuhi gubuk-gubuk reyot. Anak-anak orang miskin ini banyak yang tidak pergi ke sekolah. Mereka inilah tulang punggung pendukung Chavez yang senantiasa turun ke jalan dan berteriak “Chavez jangan pergi!”, karena kalau Chavez pergi mereka tidak punya roti dan bir lagi di gubuk-gubuk mereka.

Bagaimana dengan kelas menengah pendukung Chavez? Kelas menengah juga banyak yang mendukung Chavez karena keistimewaan politik ekonomi Chavez yang membuat nilai dolar turun hampir setengah dari nilai normalnya. Tidak mengherankan akhir tahun lalu hampir kurang lebih 500.000 orang kelas menengah melakukan perjalan ke luar negeri untuk menikmati hadiah istimewa dari Chavez ini. Selain itu mereka diberikan hadiah kompor, kulkas, TV, mesin cuci dan ribuan rumah lewat kampanye kepemilikan rumah yang dicanangkan Chavez.

Akankah Chavez kalah dalam pemilihan umum presiden nanti? Banyak orang melihat kalau rakyat Venezuela benar-benar kritis akan arti demokrasi dan pentingnya pemilihan umum ini, maka Chavez akan kalah. Tetapi kalau masyarakat tidak kritis akan pentingnya demokrasi, kecuali mereka senang karena mendapat keistimewaan dari Chavez, maka kemungkinan besar Chavez akan menang. Mari kita lihat bagaimana hasilnya nanti.

Sumber: http://www.tierralejana.com/docs/venezuela-fin-era-chavista-010512.htm