Monday 28 November 2011

SUKU MAYA (4): DEWA-DEWI ORANG MAYA KUNO


Agama memiliki peran yang sangat penting (central) dalam kehidupan orang-orang Maya. Kehidupan harian dan semua kegiatan tidak bisa terlepas dari peran para dewa. Imam, adalah seorang figur yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia memimpin kehidupan spiritual komunitas Maya. Mereka memiliki ritus-ritus tertentu untuk memanggil roh-roh para dewa. Misalnya para ibu yang sedang hamil, mereka mengunjungi Candi Ixchel, dewi yang menolong dalam proses kelahiran, supaya anaknya diberkati sebelum dia lahir ke dunia ini. Tidak mengherankan, ibu-ibu yang sudah melahirkan ini sering melakukan ziarah ke Pulau Cozumel atau Pulau Perempuan di Mexico, supaya mereka dilindungi oleh dewi ini. Selain itu mereka juga memiliki dewa atas angin, matahari, langit, jagung, perang dan kematian. Mungkin dewa yang paling penting adalah dewa hujan yang disebut Chac, karena dewa ini disembah di seluruh wilayah Maya. Di banyak tempat arkeologi di Yucatan (Mexico) ditemukan ukiran dewa Chac, yang disimbolkan dengan hidung panjang melengkung, di dinding-dinding candi. Setelah kedatangan Toltecs serdadu dari Mexico, abad ke X dewa yang paling disembah adalah Ular berbulu, terutama di sepanjang semenanjung Yucatan. Serdadu-serdadu ini menyembah dewa ini dengan memberinya nama Quetzalcoatl. Orang-orang Maya menggantikan namanya menjadi Kukulkán dan mereka menyembahnya di sebuah candi baru sebagai dewa baru di Chichén Itzá.


Upacara ritual untuk menghormati para dewa kadang-kadang dilakukan dengan mengorbankan manusia. Sosok manusia yang digambarkan sedang menerima jantung manusia yang siap dikorbankan ditemukan di beberapa tempat di Chichen Itza dan situs lainnya di Yucatan. Orang yang sedang mempersembahkan jantung manusia itu dikenal sebagai Chac Mool, yakni orang yang menerima jantung para korban. Selain itu beberapa sumur air di beberapa daerah semenanjung Yucatan juga merupakan pusat pembantaian pengorbanan manusia di daerah ini. Tempat yang paling terkenalan adalah yang ditemukan di Chichen Itzá. Lelaki dan perempuan yang dikorbankan, dimasukan ke dalam sumur lengkap dengan perhiasan mereka seperti giok, emas, keramik dan benda-benda penting lainnya untuk menghormati para dewa. Upacara ritual ini sangat erat kaitannya dengan upacara pemakaman yang sangat rumit untuk dimengerti.

Pada tahun 1952, arkeolog Lihuilleur Alberto Ruiz dari Mexico menemukan kuburan Dewa Pacal di dalam Kuil Prasasti di Palenque. Temuan ini menunjukkan bahwa orang-orang Maya memiliki ritual atau upacara pemakaman yang sama seperti di Mesir Kuno; mereka memasukkan penguasa mereka ke dalam piramid dan dikuburkan bersama benda-benda berharga mereka dan juga dikuburkan bersama para pelayan mereka. Ruang bawah tanah kuburan Batu Dewa Pakal ini ditutupi dengan hieroglif dan dikelilingi oleh emas, keramik dan kekayaan lainnya. Penutup makam yang diukir, berbobot lima ton. Sebuah topeng batu giok halus menutupi wajah pemimpin dan tujuh rekannya yang ditemukan bersama dengannya. Menurut antropolog, topeng yang digunakan menggambarkan karakter orang yang dikuburkan. Mereka percaya bahwa topeng tersebut diakui oleh penguasa dunia kematian. Ukuran harta terpendam dan jumlah sahabat yang dikubur oleh penguasa menunjukkan pentingnya peran kehidupan penguasa ini, yang patut diperhitungkan oleh para dewa di kemudian hari. Pohon Ceiba dianggap sakral oleh Maya. Mereka percaya pohon ceib adalah stasiun dalam perjalanan antara tiga belas surge dan dunia neraka baik yang di bawah bumi maupun di atas bumi.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons