Friday 25 November 2011

PEMIMPIN SUKU GUARANI DI BRASIL DIBUNUH


Nisio Gomez, yang berumur 59 tahun, yang adalah pemimpin suku Guaraní-Kaiowa, kembali ke tempat leluhurnya awal bulan ini setelah ditolak oleh kaum rancheros (para peternak). Dia dibunuh oleh sekolompok orang bertopeng yang menyerang tempat tinggalnya.

Sekretaris HAM Brasil telah mengutuk pembunuhan ini dan melihat bahwa aksi ini adalah bagian dari aksi kekerasan sistematis melawan komunitas indígenas di wilayah ini.

Wilayah Mato Grosso do Sul adalah salah satu wilayah yang paling berbahaya dalam hal kekerasan antara masyarakat indígena (asli) dan kaum peternak. Pihak pemerintahan Brasil telah menyatakan bahwa mereka tidak akan memberi ampun kepada para pembunuh atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap masyarakat indígenas.

Nisio Gomez ditembak di kepala, dada, dan kaki, lalu tubuhnya dibawa dari tempat tinggalnya, kata para saksi yang melihat peristiwa ini. Anaknya dipukuli dan ditembaki dengan peluru karet saat dia mencoba menghalangi peristiwa kekerasan itu terhadap ayahnya. Menurut berita yang belum bisa dikonfirmasikan bahwa kelompok bertopeng itu juga menyandera dua pemimpin Guarani lainnya dan bisa saja keduanya juga sudah dibunuh.

Saat kejadian itu terjadi, kurang lebih 60 orang anggota komunitas Guarani melarikan diri dari tempat tinggal mereka dan melarikan diri ke hutan. Peristiwa ini terjadi di dekat kota Amambai dekat perbatasan dengan Paraguay.

Survival International, kelompok yang mempertahankan hak-hak asasi kaum indígenas, juga menghukum peristiwa pembunuhan ini. Mereka menyatakan bahwa kaum peternak (rancheros) belum akan merasa bahagia kalau mereka belum menghabiskan semua orang Guarani. Dan ini berbahaya bagi penduduk Guarani. Kejahatan-kejahatan yang sudah sering mereka lakukan di masa lalu telah sampai pada titik menghabiskan ribuan suku asli indígenas.

Suku Guarani adalah salah satu suku yang memiliki kurang lebih 46.000 anggota dan merupakan yang terbanyak di Brasil dan tersebar di 7 negara bagian. Banyak juga diantara mereka yang hidup di Paraguay, Bolivia dan Argentina.

Suku Guarani sekarang ini menderita karena kurangnya lahan pertanian bagi mereka di Brasil. Lahan mereka diambil oleh kaum petani dan peternak digunakan untuk pertanian dan peternakan untuk dijadikan lahan pertanian dan peternakan, sehingga mereka tidak memiliki tanah untuk hidup.

Para aktivis yang melindungi hak-hak asasi kelompok indígenas menyatakan bahwa di Mato Grosso do Sul, kaum indígenas sering diancam dan tidak jarang mereka mengalami aksi kekerasan supaya meninggalkan tanah leluhur mereka. Kejadian ini menjadi semakin tidak terkendali karena kurangnya perlindungan dari pihak pemerintah terhadap mereka di wilayah ini.

Peristiwa ini menunjukkan bahwa proses kolonisasi Amerika masih belum selesai. Kaum rancheros (peternak) yang adalah keturunan Portugis dan Spanyol masih saja menggunakan kekerasan untuk menduduki wilayah-wilayah kaum indígenas.

Sumber: http://www.aporrea.org/actualidad/n193409.html

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons