Friday 9 September 2011

Guatemala: MENJELANG PEMILIHAN UMUM TANGGAL 11 SEPTEMBER NANTI


Tanggal 11 September 2011, 28 partai politik dengan 10 calon presiden ( 3 di antaranya perempuan) akan bertarung dalam pemilihan umum di Guatemala. Dalam pemilihan ini juga akan diperebutkan 158 wakil rakyat di tingkat nasional dan 20 wakil rakyat untuk Parlemen Amerika Tengah serta 333 pemerintah daerah. Mereka akan memperebutkan 7.300.000 suara dari total 14 juta penduduk Guatemala.
Jika mengikuti hasil jajak pendapat yang dilakukan akhir Agustus lalu, maka mantan Jenderal Otto Pérez Molina bisa menang dengan mudah. Namun dia tidak bisa menang dalam putaran pertama karena dia hanya mengantongi 40-45% suara. Putaran kedua yang akan dilakukan pada tanggal 6 November, menurut penelitian para ahli politik, adalah benar-benar kompetisi yang ketat untuk menentukan siapa yang akan memimpin Guatemala ke depan.
Calon presiden yang lain: Manuel Baldizón, juga dari golongan kanan, mendapat dukungan sebesar 18.5% dan Eduardo Suger, juga dari golongan kanan, dengan 11% suara. Sementara Rigoberta Menchú, yang pernah mendapat Hadiah Nobel Perdamaian, yang didukung oleh para gerilyawan dan partai indígena Winaq, hanya mendapat kurang dari 3% suara dalam jajak pendapat tersebut. Di sebuah negara di mana 70% penduduknya adalah indígenas, sebagian besar indígenas merasa tidak terwakilkan dalam organisasi politik untuk pemilihan umum nanti.
Masalah kejahatan sosial merupakan masalah yang paling besar di Guatemala. Antara 15-20 orang meninggal setiap harinya di Guatemala karena kejahatan sosial. Calon presiden dari golongan ultra-kanan menggunakan kesempatan ini untuk melancarkan politik yang menghapus kekerasan sosial di Guatemala. “Pemerintahan saya akan berjalan dengan “tangan besi”; saya akan menghancurkan semua kejahatan terorganisir yang ada dengan Angkatan Bersenjata…akan diciptakan strategi militer untuk menghapuskan kejahatan dari akar-akarnya”, kata Otto Pérez Molina.
Berhadapan dengan pernyataan-pernyataannya ini, banyak orang takut Guatemala akan jatuh dalam kediktatoran dan “tangan besi”. Namun banyak juga yang berpendapat bahwa Guatemala memiliki dua masalah mendasar yakni persediaan makanan dan aksi kejahatan terhadap para pejuang hak asasi manusia.
Beberapa organisasi internasional seperti Vía Campesina, FIAN (organisasi internasional yang bergerak dalam bidang hak untuk mendapatkan makanan) CIDSE (Organisasi Katolik untuk Pembangunan), CIFCA (Inisiatif Kopenhagen untuk Amerika Tengah dan México) dan APRODEV (Persatuan Dewan Gereja Dunia) menyatakan kecemasan mereka atas krisis makanan yang terus melanda Guatemala dan kriminalitas terhadap para pejuang hak asasi manusia; khususnya mereka yang mempertahankan hak ekonomi, sosial, kebudayaan dan perempuan. Mereka memberikan 15 rekomendasi bagi pemerintahan yang baru nanti, yang antara lain meminta supaya berjuang untuk mengembangkan pembangunan daerah pedesaan, supaya masyarakat memiliki makanan yang cukup. Perekonomian Guatemala yang dipegang oleh perusahaan-perusahaan transnasional membawa hasil bumi Guatemala ke seluruh Amerika Tengah. Sementara penduduk indígenas yang tinggal di daerah pedesaan tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan pertanian mereka, karena sebagian besar tanah pertanian yang baik berada di tangan pengusaha-pengusaha asing.
http://www.alainet.org/active/49108

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons